REPUBLIKA.CO.ID,KENDAL -- Hadiri Akbar Pahlawan Nasional KH Ahmad Rifai, Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen meminta masyarakat tidak terpengaruh oleh politik identitas.
Pasalnya politik identitas berpotensi memecah- belah bangsa persatuan Indonesia yang sudah susah payah dibangun oleh seluruh komponen anak bangsa.
"Jangan sampai, keharmonisan masyarakat itu dinodai oleh oknum- oknum yang menggunakan politik identitas," ungkapnya, di Pendopo Kabupaten Kendal, Ahad (6/11).
Menurut wagub, menjelang pemilihan umum di tahun 2024 mendatang, upaya- upaya politik mulai banyak dilakukan.
Namun, yang perlu dipertahankan adalah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. "Yang perlu kita antisipasi juga, kita nggak perlu ke politik identitas," tegasnya.
Taj Yasin mengatakan, identitas itu ada, namun tidak perlu terlalu jauh ke dalam. Contohnya kalau tidak sepandangan dan sepemahaman tidak boleh didukung dan seterusnya.
Selain politik Identitas, Taj Yasin juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah terhasut dengan paham- paham yang cenderung radikal.
Saat perjuangan merebut kemerdekaan, banyak ulama, tokoh agama dan santri juga turut berjuang dan bahkan juga berkorban.
Sehingga sistem pemerintahan Demokrasi Pancasila ini sudah keputusan final para pendiri bangsa dan tokoh- tokoh agama yang terlibat dalam mewujudkan kemerdekaan.
"Ini yang harus benar- benar kita serukan bahwa sistem pemerintahan negara Indonesia ini sudah final (sepakat), tidak boleh lagi ada yang membahas apakah Pancasila itu islami atau tidak," tegasnya.
Karena, tambah wagub, semua itu itu adalah kesepakatan para ulama, --termasuk Kiai Ahmad Rifai-- juga ikut andil memperjuangkan dan mewujudkan kemerdekaan itu.
Kepada para pengikut Jami'iyah Rifa'iyah untuk melanjutkan perjuangan KH Ahmad Rifai. "Yakni dengan cara bersama- sama mempertahankan kedaulatan Bangsa Indonesia " tandas Taj Yasin.
Bupati Kendal, Dico M Ganinduto, --dalam kesempatan ini-- juga mengajak masyarakat terus bersinergi dengan pemerintah.
Apalagi, lanjutnya, saat ini Indonesia dan dunia tengah menghadapi ancaman resesi global di tahun 2023 mendatang. Dia ingin agar seluruh pihak bekerjasama untuk menghadapi tantangan ini. "Kontribusi kita terhadap bangsa dan negara memastikan kita bisa menghadapi dan melalui resesi ini melalui kekuatan bersama," tegas Dico.