REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL -- Datang ke DIY mengemban amanah sebagai kepala pelayan masyarakat, Kapolda DIY, Irjen Pol Suwondo Nainggolan, melakukan safari silaturahmi. Usai budayawan Butet Kertaradjasa, kali ini Suwondo silaturahmi ke Emha Ainun Najib.
Tokoh kharismatik yang biasa disapa Cak Nun itu menerima kunjungan Suwondo di Pendopo Rumah Maiyah, Kalurahan Kadipiro, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul. Suwondo mengatakan, kedatangan kali ini memang murni dalam rangka silaturahmi.
Sekaligus, lanjut Suwondo, untuk bisa mendapatkan saran-saran maupun masukan dari Cak Nun. Ia menekankan, Suwondo hadir di Yogyakarta untuk bisa melayani masyarakat, sehingga siap menerima kritik-kritik yang disampaikan kepadanya.
Cak Nun mengingatkan agar seorang kapolda tidak cuma memikirkan diri sendiri, tapi perhatian ke masyarakat. Suwondo sepakat dengan apa yang disampaikan Cak Nun, sebagai pelayan masyarakat harus mengarahkan pandangan kepada masyarakat.
"Mata dan pandangan kita harus ke masyarakat, bukan ke diri kita," kata Suwondo, Rabu (9/11).
Cak Nun menyambut baik silaturahmi yang dilakukan Kapolda DIY tersebut. Pada kesempatan itu, Cak Nun turut menyampaikan berbagi pandangannya terkait berbagai peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini, termasuk kritik ke lembaga kepolisian.
Ia berpendapat, kepolisian sudah seharusnya bisa mengayomi dan menjaga martabat. Secara khusus, Cak Nun menyampaikan pandangan-pandangan terkait tindak kejahatan jalanan melibatkan anak di bawah umur, yang beberapa waktu lalu marak di DIY.
"Ini permasalahan serius yang harus didiskusikan antara budayawan, pemerintah, pendidik dan pihak lainnya," ujar Cak Nun.
Menurut Cak Nun, permasalahan ini tidak bisa penyelesaiannya disangga satu atau dua pihak saja. Karenanya, ia menyarankan agar kepolisian dalam menyelesaikan kejahatan jalanan menggandeng elemen-elemen masyarakat lain yang ada di DIY.
Dengan mencontohkan dirinya yang jika dikritik malah minta dikritik lagi, Cak Nun berharap, agar kepolisian bisa demikian pula. Cak Nun mengingatkan, ketika mendapat amanah justru harus merasa kurang atas kritik-kritik yang didapatkan. "Jangan marah kalau dikritik, kritikmu kurang bagi saya," kata Cak Nun.