Rabu 09 Nov 2022 13:31 WIB

Wali Kota Surabaya Ajak Orang Tua Ikut Bentuk Karakter Pelajar

Pemkot Surabaya menerapkan dua jam pembelajaran mulai pukul 13.00 hingga 14.00 WIB.

Wali Kota Surabaya Ajak Orang Tua Ikut Bentuk Karakter Pelajar. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Foto: Dokumen
Wali Kota Surabaya Ajak Orang Tua Ikut Bentuk Karakter Pelajar. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengajak orang tua ikut membentuk karakter pelajar menjelang penerapan kebijakan pembebasan Pekerjaan Rumah (PR) bagi siswa SD dan SMP di Kota Pahlawan, Jatim, mulai 10 November 2022.

"Sebetulnya pendidikan tidak hanya dibebankan kepada guru di sekolah. Tetapi orang tua juga bertanggung jawab dalam proses pembentukan karakter anak," kata Eri Cahyadi atau yang kerap dipanggil Cak Eri di Surabaya, Rabu (9/11/2022).

Baca Juga

Menurut dia, Pemkot Surabaya menerapkan dua jam pembelajaran mulai pukul 13.00 WIB hingga 14.00 WIB yang digunakan untuk pendalaman karakter siswa. Selain itu, jam pelajaran sekolah juga akan dipangkas hingga pukul 12.00 WIB.

Cak Eri mengajak para orang tua siswa untuk ikut membentuk karakter anak-anak saat berada di rumah. Sebab, kata dia, orang tua juga memiliki tugas dalam pengawasan dan menjaga anak-anak selama berada di rumah.

Meski demikian, Cak Eri tidak menampik jika ada orang tua siswa yang khawatir dengan kebijakan pembebasan PR tersebut. Namun, dia menilai bahwa pro dan kontra tersebut merupakan hal yang wajar.

"Sebetulnya orang tua belum memahami kalau PR itu (tetap) ada tetapi diganti dengan PR untuk pembentukan karakter di sekolah. Berarti orang tua harus sadar betul, ketika anaknya di sekolah mendapatkan pendidikan, ada PR setelah itu diselesaikan di sekolah," kata dia.

Sebab, lanjut dia, para orang tua panik dan khawatir jika pembebasan PR akan berdampak buruk kepada anak-anak dan membuat mereka lebih suka bermain.

"Maka orang tua juga harus mendidik anak-anaknya untuk memiliki karakter sebagai calon pemimpin bangsa nanti," kata dia.

Cak Eri mengimbau kepada para orang tua siswa untuk bersama-sama membentuk karakter anak-anak. Yakni, tidak hanya membebankan pendidikan kepada sekolah dan PR anak.

"Karakter anak tanggung jawab sekolah dan pemerintah, tapi yang lebih penting adalah tanggung jawab orang tua. Jangan dibebankan anak dengan PR karena orang tua tidak mampu untuk mendidik, tetapi mereka harus hadir agar anak tidak individualistik," ujar Cak Eri.

Kebijakan pembebasan PR tersebut, kata dia, bertujuan untuk memberikan ruang kreatif kepada anak. Hal ini dilakukan agar para siswa tidak terbebani PR, serta meningkatkan kemampuan siswa untuk bersosialisasi.

"Karakter anak akan terbentuk nanti, karena anak butuh kasih sayang orang tua. Yang menjadikan anak ini pemimpin yang luar biasa adalah kasih sayang orang tua," kata dia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement