REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta telah menyiapkan tim percepatan untuk menanggulangi penyakit HIV/AIDS, tuberkulosis (TB) dan malaria. Tim ini dibentuk dengan tujuan mendukung tercapainya target eliminasi HIV/AIDS, TB, dan malaria pada 2030.
"Terkait penanganan AIDS, TB dan malaria, Pemkot Yogyakarta sudah menyiapkan tim percepatan penanggulangan penyakit itu dan sudah berjalan terus," kata Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Sumadi.
Sumadi mengatakan, saat ini Covid-19 memang menjadi perhatian mengingat peningkatan kasus juga terjadi. Namun, Sumadi menegaskan bahwa ada penyakit lainnya yang harus menjadi perhatian bersama yakni HIV/AIDS, TB, dan malaria.
Mengingat adanya target eliminasi ketiga penyakit itu di 2030, Sumadi menekankan bahwa perlu adanya kolaborasi antara berbagai pihak. Sebab, kata Sumadi, untuk mencapai eliminasi tersebut tidak hanya dapat dilakukan pemerintah, namun peran aktif juga elemen masyarakat lainnya juga diperlukan. "Karena kami tidak mungkin sendiri, Kita harus bersama-sama menyelesaikan penanggulangan AIDS, TB dan malaria ini," ujar Sumadi.
Dengan sudah dibentuknya tim percepatan untuk eliminasi HIV/AIDS, TB dan malaria di Kota Yogyakarta, program-program pendukung pencegahan penyakit tersebut juga disiapkan.
Program-program tersebut dijalankan secara masif di daerah-daerah, bersama dengan berbagai pihak lainnya yang turut berpartisipasi dalam mendukung eliminasi HIV/AIDS, TB, dan malaria.
"Disiapkan program-program pendukung untuk pencegahan ketiga penyakit itu secara masif, dan diharapkan ada proses yang berkesinambungan dalam mencegah dan menanggulangi AIDS, TB dan malaria di Kota Yogyakarta," kata Sumadi.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta, kasus HIV/AIDS secara kumulatif sejak 2004 hingga November 2022 ini mencapai 1.470 kasus. Bahkan, sebagian besarnya masih dalam perawatan hingga saat ini.
Sedangkan, untuk kasus TB yang saat ini dirawat di Kota Yogyakarta mencapai 999 kasus. Terkait dengan malaria, saat ini belum tercatat adanya kasus baru di Kota Yogyakarta.
Meski begitu, Kepala Dinkes Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani mengakui, terkadang masih ditemukan satu atau dua kasus malaria, karena kasus impor dari penduduk luar daerah ke Kota Yogyakarta.
Mengingat cukup tingginya kasus, terutama HIV/AIDS dan TB di Kota Yogyakarta, Emma pun meminta agar seluruh pihak memberi perhatian terhadap penyakit tersebut. Emma menegaskan bahwa perlu gerakan bersama dalam mendukung eliminasi HIV/AIDS, TB dan malaria ini.
"Makanya ini butuh dukungan semua pihak, dinkes tidak bisa semua. Misalnya untuk penyakit TB, butuh lingkungan yang perlu pembenahan soal bedah rumah, itu bukan kewenangan dinkes. Jadi perlu ada peran-peran dari OPD lain dalam rangka menuju eliminasi AIDS, TB dan malaria pada tahun 2030," kata Emma.