REPUBLIKA.CO.ID,MOJOKERTO -- Unit Penjinak Bom (Jibom) Brimob Polda Jatim melakukan sterilisasi sejumlah gereja di wilayah hukum Polres Mojokerto Kota sebagai upaya menjamin keamanan dan kenyamanan dalam peribadatan saat melaksanakan perayaan Natal di wilayah setempat.
Kapolres Mojokerto Kota AKBP Wiwit Adisatria mengatakan pengamanan melekat juga dilakukan dengan menempatkan personel polisi di lokasi selama 24 jam. "Mengacu dengan tragedi 22 tahun yang lalu pada saat momentum Natal dan tahun baru, saya berharap rekan-rekan jangan meremehkan dan tetap waspada," katanya.
Dirinya juga meminta kepada seluruh personel pengamanan untuk tetap meningkatkan kewaspadaan, meningkatkan kesiapsiagaan sehingga kegiatan pengamanan Natal dan tahun baru dapat berjalan dengan baik.
Ia mengatakan, hari ini telah dilaksanakan sterilisasi sejumlah gereja seperti Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Gajah Mada dan Gereja Allah Baik di Jalan HOS Cokroaminoto. Sterilisasi dan pengamanan dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang melaksanakan ibadah.
Polres Mojokerto Kota juga sudah melakukan koordinasi dengan perwakilan gereja termasuk MUI dalam menjaga keamanan di tempat ibadah. Ia berharap kejadian teror pada perayaan Hari Raya Natal di Kota Mojokerto tidak ada.
Menurutnya, dalam pelaksanaan awal sterilisasi oleh Tim Jibom Brimob Polda Jatim tidak ditemukan hal-hal yang mencurigakan terkait teror. "Sterilisasi gereja dilakukan mulai dari bagian bawah, atas, di sela-sela dan samping gereja hingga ruang sempit tidak ditemukan benda-benda mencurigakan. Insya Allah, kita berdoa semoga rangka pelaksanaan ibadah Natal berjalan aman, nyaman," katanya.
Ia mengatakan, ada sebanyak 10 personel Tim Penjinak Bom Brimob Polda Jatim yang diterjunkan di wilayah hukum Polresta Mojokerto. Sebanyak 10 personel tersebut akan disiagakan selama pelaksanaan ibadah Natal 2022 berlangsung.
Mengingat kembali sejarah, terjadinya bom meledak pada malam Natal 24 Desember 2000 di Gereja Eben Haezer, Jalan RA Kartini, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. Saat kejadian, sebagian besar jemaat sudah meninggalkan gereja usai kebaktian Natal.
Dalam peristiwa tersebut, satu anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kota Mojokerto, Riyanto, menjadi korban. Riyanto tengah melaksanakan tugas organisasi untuk turut membantu aparat keamanan melakukan penjagaan malam Natal di Gereja Eben Haezer.
Pahlawan banser itu bernama Riyanto yang telah menjadi korban setelah membawa lari sebuah tas yang berisikan bom, menjauh dari lokasi gereja. Bom meledak dan Riyanto meninggal dengan kondisi yang mengenaskan. Nama Riyanto kini dikenang sebagai nama jalan di Mojokerto.
Mengantisipasi ancaman terorisme selama perayaan natal, Polresta Mojokerto menerjunkan Tim penjinak Bom (Jibom) Brimob Polda Jatim, personel polisi juga ditempatkan secara melekat di masing-masing gereja selama 24 jam. Meliputi 38 gereja dan sembilan rumah ibadah. "Proses sterilisasi biasanya akan dilakukan sebelum ibadah mulai. Pengecekan dilakukan secara menyeluruh guna mendeteksi segala bentuk ancaman keamanan," kata Kasi Humas Polres Mojokerto Kota Polda Jatim Iptu MK Umam.