REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Museum Keraton, salah satu sektor pariwisata di Keraton Kasunanan Solo, terpaksa ditutup karena dampak konflik yang kembali memanas. Banyak wisatawan yang kecewa karena tidak bisa masuk ke dalam area wisata tersebut.
Salah seorang Wisatawan Enggar (40) asal Sukoharjo yang bekerja di Malang mengatakan tujuannya berkunjung ke keraton adalah liburan sekaligus pulang kampung. Namun ia menyayangkan dirinya yang tidak bisa masuk museum karena ditutup.
"Saya sih antusias ya, tapi sangat disayangkan museum tutup. Ini pas liburan sekolah terus jalan-jalan ke Solo mau ke keraton. Tapi sampai sini tutup"," ujar salah satu wisatawan, Enggar, Selasa (27/12/2022).
Sementara itu, Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta, KP Dany Nur Adiningrat mengatakan pariwisata keraton tutup sudah lebih satu pekan ini. "Sudah lebih satu dari pekan ini tutup. Tidak tahu sampai kapan ini," terang dia.
Pihaknya mengungkapkan kondisi di keraton saat ini sangat berdampak pada pariwisata. Mengingat keraton itu sebagai salah satu kunjungan utama kalau ke Solo.
"Ini imbasnya juga ke stabilitas keamanan. Berarti ada apa di Surakarta? Kita berharap pemerintah pusat, provinsi, dan kota turun tangan serentak untuk menyelesaikan masalah di keraton," ungkapnya.
Sebelumnya, Dany menjelaskan terdapat penyerangan terhadap abdi dalem di dalam keraton dan hal itu sudah dilaporkan ke Polresta Solo. Lalu ada perkembangan orang asing yang bukan abdi dalem yang berseliweran di dalam istana. Pengeroyokan dan penganiayaan terhadap abdi dalem tersebut membuatnya trauma. "Itu beberapa yang menjadi pertimbangan," katanya.
Sebenarnya, tarif tiket masuk museum tersebut dibedakan menjadi dua. Mulai dari Rp 15 ribu untuk perorangan, hingga untuk rombongan Rp 10 ribu. "Namun untuk kepentingan penelitian gratis," katanya.