Sabtu 31 Dec 2022 20:01 WIB

Akhir Tahun, Harga Pangan di Solo Cenderung Turun

Stok dan pasokan bahan pokok aman selama Nataru.

Rep: c02/ Red: Yusuf Assidiq
 TPID Kota Solo saat melakukan sidak harga bahan pokok di Pasar Gede.
Foto: Muhammad Noor Alfian
TPID Kota Solo saat melakukan sidak harga bahan pokok di Pasar Gede.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Solo, Jawa Tengah, melakukan inspeksi mendadak (sidak) di beberapa pasar tradisional untuk memantau pergerakan harga pangan. Dari pantauan, diketahui bahwa harga pangan di Kota Solo cenderung mengalami penurunan dibandingkan pekan lalu.

Sidak dilakukan mulai dari Pasar Gede, Pasar Legi, dan Luwes Kestalan. Wakil Ketua TPID sekaligus Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo Nugroho Joko Prastowo mengatakan harga bahan pokok dibandingkan pekan lalu mengalami penurunan. "Tadi beberapa pemantauan harga itu dibandingkan dengan pekan lalu malah sudah mengalami penurunan," katanya.

Penurunan tersebut membuat TPID optimistis bahwa tingkat inflasi Kota Solo pada Desember akan mengalami penurunan. Bahkan pihaknya mengaku inflasi akhir tahun ini bisa lebih membaik dibandingkan tahun lalu.

"Justru di akhir Desember ini harga mulai membaik. Jadi kita optimistis inflasi Desember pada tahun ini jauh membaik dibandingkan Desember tahun lalu sehingga kita yakini secara tahunan (years on years) yang di November itu masih di 7,29 dapat turut insya Allah bisa di bawah 7," terangnya.

Pihaknya mengatakan sempat khawatir soal harga bahan pokok beras yang sempat mengalami kenaikan. Hal tersebut mengingat dampak yang ditimbulkan dari bahan pokok primer tersebut.

"Terutama kemarin kita khawatir karena bobot konsumsi beras besar sekali. Ada yang naik 500 dan 1,000 yang di premium. Nah tadi sudah turun kembali jadi istilahnya ini bagus untuk masyarakat jadi pas Nataru ini justru malah lebih terjangkau," kata dia.

Pada bagian lain, dari pantauan Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo, komoditas cabai justru mengalami kenaikan harga. Namun menurutnya hal tersebut berdasarkan kualitas cabai itu sendiri. Namun, ia menegaskan stok dan pasokan aman selama Nataru.

"Ya tergantung kualitas, memang kalau cabai kebutuhan akan konsumsi di Solo banyaknya event di Solo terkait Nataru kan peningkatan konsumsi jadi ada signifikan. Tapi yang perlu digarisbawahi stok dan pasokan untuk kota Solo aman," terangnya.

Heru menjelaskan jika dibandingkan dengan tahun lalu kenaikan harga cabai di tahun ini bisa dikatakan lebih stabil. Pasalnya tahun lalu harga cabai bisa tembus hingga Rp 100 ribuan. "Kemarin kan harga cabai sepedas rasanya itu sampai Rp 100 ribu," ujarnya.

Sementara itu,  menurut salah satu pedagang di Pasar Gede, Samini (54), harga cabai rawit mengalami kenaikan sekitar Rp 15 ribu - Rp 20 ribuan per kilo (kg). Namun, tidak hanya cabai, bawang merah juga mengalami kenaikan. "Rawit dari Rp 23 ribu sampai Rp 50 ribu, kalau bawang merah Rp 30 ribu sampai Rp 40 ribu," katanya.

Kenaikan tersebut menurutnya dikarenakan banyak stok yang mengalami kebusukan karena cuaca. Namun, dari segi peminat ia mengatakan tidak terpengaruh.  "Ya banyak yang busuk itu lo kalau hujan, tapi Nataru emang naik, kalau peminat sama aja," jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement