Jumat 20 Jan 2023 21:18 WIB

Disnakkeswan Jateng Perkuat Pencegahan dan Penanganan Penyebaran LSD

Penyakit LSD telah menyebar di 20 kabupaten/kota di Jawa Tengah.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Peternak melintas di samping sapi di pasar (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto.
Peternak melintas di samping sapi di pasar (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Sejak pertama kali dikonfirmasi pada Februari 2022, di Provinsi Riau, kasus penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) pada ternak sapi terus menyebar ke sejumlah daerah di Tanah Air, tak terkecuali di Provinsi Jawa Tengah.

Sampai dengan akhir Desember 2022,  akumulasi kasus ternak yang terserang penyakit LSD, di Provinsi Jawa Tengah telah mencapai lebih dari 500 ekor hewan ternak, dengan spesifikasi hewan ternak yang terserang sapi dan kerbau.

Berdasarkan data Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (SIKHNAS) hingga akhir Desember 2022  total mencapai 555 ekor hewan ternak yang positif terserang penyakit LSD di wilayah Provinsi Jawa Tengah.

"Sejak terkonfirmasi pertama kali di  di Tegal, pada 18 Agustus 2022, pada akhir tahun kemari sudah mencapai 555 kasus LSD," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jawa Tengah, Ir Agus Wariyanto, Jumat (20/1/2023).

Jumlah tersebut tersebar di 13 kabupaten/kota. Saat ini penyakit LSD pada hewan ternak sapi dan kerbau di Jawa Tengah telah menyebar di 20 kabupaten/kota di Jawa Tengah dengan episentrum di Kabupaten Tegal dan Kendal.

Maka langkah- langkah pencegahan melalui pemantauan dan surveilans di lapangan terus digencarkan oleh Disnakkeswan Provinsi Jawa Tengah bersama- sama dengan dinas terkait yang ada di daerah yang ditemukan kasusnya.

Langkah pencegahan juga dilakukan dengan melakukan vaksinasi pada hewan- hewan ternak sapi dan kerbau yang ada di daerah terdekat dengan temuan ternak yang positif terserang oleh penyakit LSD ini.

Total sudah ada 29 ribu dosis vaksin yang telah disebar dan didistribusikan ke seluruh daerah daerah unuk memperkuat langkah pencegahan penyebaran penyakit LSD pada hewan ternak yang belum terjangkit.

Jumlah tersebut memang masih kurang mengingat penyebaran penyakit LSD ini juga semakin luas. "Kami sudah mengajukan permohonan penambahan vaksin kepada Dirjen Peternakan Kementerian Pertanian," katanya.

Langkah-langkah pencegahan juga dilakukan melalui pengawasan lalu lintas hewan ternak serta melakukan sosialisasi dengan melibatkan masing-masing penyuluh peternakan yang ada di masing- masing daerah.

Kemudian, masih jelas Agus, upaya treatment juga sudah dilakukan melalui pengobatan. "Alhamdulillah hewan- hewan ternak yang sebelumnya positif LSD dan tertangani dengan cepat sudah bisa disembuhkan," lanjutnya.

Kini Disanakkeswan juga terus mendorong kegiatan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) agar langkah-langkah pencegahan yang lebih masif dapat dilakukan bersama-sama dengan masyarakat (peternak).

Pengawasan di lapangan juga terus ditingkatkan. "Sehingga penyebaran penyakit LSD pada hewan ternak di wilayah Provinsi Jawa Tengah ini segera bisa dikendalikan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement