Kamis 26 Jan 2023 14:00 WIB

Takut Sunat, Anak Warga Klaten Tinggalkan Rumah, Baru Pulang Setelah 25 Tahun

Sang ibu telah mencari ke banyak tempat, mulai Yogyakarta, Boyolali, hingga Solo.

Rep: c02/ Red: Yusuf Assidiq
Kondisi terkini Agus setelah 25 tahun pergi dari rumah karena takut sunat, Kamis (26/1/2023).
Foto: Muhammad Noor Alfian
Kondisi terkini Agus setelah 25 tahun pergi dari rumah karena takut sunat, Kamis (26/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Amini (67 tahun), warga Dukuh Kauman Desa Sidowayah, Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah, akhirnya bisa merasa lega setelah anaknya Agus Ahmadi (38) yang dikabarkan menghilang hampir 25 tahun, kini sudah kembali ke rumah.

Perihal 'menghilangnya' Agus lantas diceritakan Amini. Hal itu berawal lantaran Agus saat masih berusia 12 tahun (pada 1998), takut disuruh sunat. Ia mengatakan anaknya pergi bersama temannya yang mengalani orang dalam gangguan jiwa (ODGJ). "Ceritanya mau disunat kan takut, terus pergi sama temannya terus ga pulang," kata Amini, Kamis (26/1/2023).

Ketika itu, dirinya telah mencari ke banyak tempat, mulai dari Yogyakarta, Boyolali, hingga Solo. Namun ia mengatakan tidak pernah menemukan sosok anaknya.

Ia pun mengaku merasa sangat sedih. "Iya, badan saya sampai kecil sekali seperti orang bingung. Soalnya saya cari kemana-mana ga ketemu, saya cari ke pasar ke desa-desa ga ketemu, waktu itu saya jalan juga nyarinya," katanya.

Amini mengatakan bahwa dirinya mencari anaknya yang terakhir dari tiga bersaudara tersebut selama lima tahun sejak kepergiannya. Bahkan, ia mengatakan kakaknya Agus, Rina Widyaningsih, memutuskan berhenti sekolah lantaran biayanya digunakan untuk mencari adiknya.

"Dulu mau ke SMA berhenti setahun, Mak aku tak ngak sekolah dulu, uangnya untuk mencari Agus dulu kata Rina," terangnya.

Amini sempat mengaku pasrah pada keadaan. Pasalnya sebagai orang tua tunggal dan hanya bekerja sebagai buruh dia harus membiayai kedua anaknya."Ya mau gimana lagi harus ngurusi dua anak saya. Kan waktu itu juga masih kecil anak saya belum kerja masih sekolah, ya saya terus pasrah," katanya.

Kendati demikian banyak orang yang bilang anaknya telah meninggal. Namun, sebagai ibu ia yakin anaknya tersebut masih hidup. "Kalau malam itu saya sering nangis sendiri teringat anak saya, saya juga sering mimpi kalau anak saya ada di depan saya, terus nemeni tidur di samping saya," katanya.

Amini mengatakan Agus memang sering pergi ketika kecil. Bedanya, kalau dulu pulang ke rumah. Ia yakin bahwa anaknya takut lantaran disunat.

Hingga kemudian, Agus ditemukan kembali di Pasar Kepek, Timbulharjo, Bantul, DIY. Namun, menurut orang yang menemukan, tidak ingin dijemput tetapi mereka malah ingin mengantar. "Kan yang menemukan itu pengen tahu sini, jadi kalau kangen bisa mampir ke sini," katanya.

Selama hilang, Amini mengatakan bahwa Agus hidup di pasar tersebut. Agus berangkat dari Klaten ke Bantul menggunakan sebuah bus dan diturunkan di Pasar Kepek. Namun lantaran anaknya bersikap baik, banyak orang yang peduli dengannya.

"Jadi membujuk Agus untuk pulang itu katanya mau diajak piknik makanya mau pulang. Sampai rumah setengah lima kemarin. Putranya ibu itu baik tidak nakal begitu katanya selama di pasar," katanya.

Kembalinya Agus ke rumah membuat Amini senang. Pasalnya, hampir 25 tahun dia tidak bisa bertemu. "Perasaan saya senang sekali, anak saya pulang, mencarinya juga tidak mudah dulu," ungkap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement