Kamis 26 Jan 2023 17:31 WIB

Rencana Bansos untuk Lansia Miskin Didahulukan di Gunungkidul dan Kulonprogo

Jumlah lansia miskin di kawasan tersebut merupakan yang tertinggi di DIY

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi Bansos
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Bansos

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Dinas Sosial (Dinsos) DIY, Endang Patmintarsih mengatakan, rencana pemberian bantuan sosial (bansos) kepada lansia miskin akan didahulukan di Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Kulonprogo.

Hal ini mengingat jumlah lansia miskin di kawasan tersebut merupakan yang tertinggi di DIY, terutama di Gunungkidul. Pemberian bansos sendiri yakni kepada lansia miskin di atas 60 tahun.

"Kita tangani dulu di sana, karena di Gunungkidul paling banyak lansianya, dengan Kulonprogo. Gunungkidul paling banyak lansianya dan karena kan tingkat kemiskinan tertinggi juga di sana," kata Endang kepada Republika, Kamis (26/1/2023).

Endang menyebut, melalui bansos untuk lansia miskin ini diharapkan dapat menurunkan tingkat kemiskinan di DIY. Pasalnya, data yang dirilis BPS menyebutkan bahwa kemiskinan DIY menjadi yang tertinggi di Pulau Jawa, yakni 11,49 persen.

"Juga sudah ada program Pak Gubernur itu untuk lanjut usia terlantar, JSLU (Jaminan Sosial Lanjut Usia) melalui dinsos. Cuma dengan kemiskinan kita yang tertinggi ini, beliau berharap kalau asupan dipenuhi kan kemiskinan turun. Lansia tidak berdaya, mereka tidak bekerja, dan pendidikannya rendah, mereka miskin, tentunya maka itu yang harus dijamin," ujar Endang.

Direncanakan bansos yang diberikan tidak dalam bentuk bahan pangan, namun dalam bentuk uang tunai. Meski begitu, Endang menyebut, hal ini masih dalam pembahasan lebih lanjut oleh Pemda DIY bersama DPRD DIY.  

Untuk anggaran sendiri, lanjut Endang, juga masih dikoordinasikan dengan berbagai pihak. Namun, anggaran untuk bansos bagi lansia miskin ini dapat diambilkan dari dana keistimewaan (danais).

"Nanti dilihat lagi (dananya dari APBD atau danais), kalau danais itu kan nanti (pembahasannya) Paniradya Kaistimewan dengan Bappeda," lanjut Endang.

Endang menjelaskan, lansia miskin di DIY terdiri dari lansia yang ada di masyarakat, dan lansia yang berada di panti jompo. Untuk lansia yang ada di masyarakat, pihaknya mencatat sebanyak 26.525 orang.

Sedangkan, lansia yang saat ini berada di panti jompo mencapai 1.803 orang. Artinya, jumlah lansia miskin di DIY lebih dari 28 ribu yang sudah didata oleh Dinsos DIY.

"Sekarang data (lansia miskin) itu ada di dalam panti, dan ada di masyarakat. Di masyarakat artinya dia masih dengan keluarga atau dia hidup sendiri, tapi miskin," lanjut Endang.

Meski begitu, kata Endang, data tersebut masih harus dilakukan pengecekan kembali. Pasalnya, dari data lansia miskin tersebut juga sudah ada yang menerima bantuan sosial lainnya, seperti bantuan Program Keluarga Harapan (PKH).

"Kami sudah ada program yang sudah kita lakukan program PKH, ada lansia di dalamnya. 28 ribu lebih (lansia miskin) ini kemungkinan sudah ada yang menerima program PKH, ini kami petakan datanya," jelas Endang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement