Sabtu 28 Jan 2023 18:42 WIB

Peternak di DIY Diminta Waspadai Penyakit Kulit Hewan Ternak

Pemerintah daerah diharapkan bisa bersinergi bersama peternak.

Veteriner menyuntikkan vaksin Lumpy Skin Desease (LSD) pada sapi di Hargobinangun, Sleman, Yogyakarta, Kamis (26/1/2023). Pemkab Sleman mulai melakukan vaksinasi LSD untuk hewan ternak, terutama sapi dan kerbau. Untuk tahap pertama Sebanyak 1.300 dosis vaksin LSD mulai disuntikkan ke hewan ternak warga. Hal ini dilakukan untuk mengendalikan dan menghentikan penyebaran virus LSD di Sleman.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Veteriner menyuntikkan vaksin Lumpy Skin Desease (LSD) pada sapi di Hargobinangun, Sleman, Yogyakarta, Kamis (26/1/2023). Pemkab Sleman mulai melakukan vaksinasi LSD untuk hewan ternak, terutama sapi dan kerbau. Untuk tahap pertama Sebanyak 1.300 dosis vaksin LSD mulai disuntikkan ke hewan ternak warga. Hal ini dilakukan untuk mengendalikan dan menghentikan penyebaran virus LSD di Sleman.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta peternak di kabupaten kota provinsi ini mewaspadai penyakit kulit atau lumpy skin disease (LSD) pada hewan ternak, selain penyakit mulut dan kuku (PMK) yang masih berpotensi menjangkit ternak.

"Kami juga sampaikan kepada Bupati dan jajaran Pemda Kabupaten, PMK belum selesai tapi sudah hadir LSD, penyakit kulit yang bahayanya untuk ternak kita juga harus diwaspadai," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Sugeng Purwanto di Bantul, Sabtu (28/1/2023).

Menurut dia, tidak seperti wabah PMK pada hewan ternak yang penanggulangan dan pengendalian saat ini bisa dilakukan melalui vaksin pada ternak, seperti kegiatan vaksinasi PMK yang dilakukan Kementerian Pertanian, bersinergi dengan Pemda DIY dan Pemkab Bantul ini.

"Hanya memang untuk PMK ini vaksin dan petugas untuk pengendalian di tahun 2023 ini kami siap, kami clear-kan juga atas dukungan Balai Besar Veteriner Wates kami siap. Tapi untuk LSD ini memang vaksin belum kita peroleh, kita masih minta," katanya.

Untuk itu, pihaknya berharap, pemerintah daerah bersama peternak bisa bersinergi melakukan pencegahan penularan penyakit kulit pada hewan ternak yang sudah dilaporkan adanya kasus di wilayah provinsi DIY, sambil berupaya menanggulangi wabah PMK.

"Ini warning kepada semua khususnya pelaku peternak di Bantul untuk mewaspadai penyakit kulit LSD sambil lalu kita juga akan clear-kan selesaikan PMK yang masih menjangkit di Bantul, umumnya di DIY," katanya.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta Hendra Wibawa mengatakan, lembaganya sesuai dengan tugas pokok fungsi, sebagai laboratorium pemerintah memiliki kewajiban dalam melakukan penyelidikan kasus dan identifikasi penyakit hewan ternak.

"Dan kita sudah melakukan itu, dan terus mengawal LSD ini dari segi deteksi diagnosis dan intensifikasi," katanya.

Dia mengatakan, dan yang sudah dilakukan adalah membantu dan memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah ketika mengalami permasalahan atau temuan terhadap penyakit kulit pada ternak ini.

"Kalau di DIY sudah ada temuan, di tiga kabupaten sudah terdeteksi di Sleman, Kulonprogo, dan Gunungkidul, kalau banyaknya kurang paham, tapi kita ambil sampel dan terdeteksi beberapa ekor sapi, kalau datanya yang paham masing-masing kabupaten kota," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement