REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Yogyakarta turut mendorong zero sampah anorganik yang diluncurkan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta di 2023 ini. Hal tersebut dilakukan dengan membuat program yang mendukung pengurangan sampah di Kota Yogyakarta.
"Kami secara khusus diminta Pak Pj (Wali Kota Yogyakarta) membantu program sampah yang jadi program besar Pemkot Yogya, bagaimana membantu mengurangi sampah dengan cara mengolah sampah. Ini (programnya) kita sesuaikan dengan ciri khas kelembagaan Baznas," kata Wakil Ketua IV Baznas Kota Yogyakarta, Adi Soeprapto di Komplek Balai Kota Yogyakarta, Selasa (7/2/2023).
Guna mendorong zero sampah anorganik ini, Adi mengatakan, pihaknya akan melakukan edukasi kepada takmir masjid yang ada di Kota Yogyakarta. Takmir masjid tersebut akan diedukasi agar dapat melakukan pengolahan sampah secara mandiri, khususnya sampah di tempat-tempat beribadah.
"Kita akan memberikan edukasi kepada para pengurus takmir yang rencananya akan kami kumpulkan di Ramadhan nanti. Dari masjid juga bagaimana mulai melakukan pengelolaan sampah secara mandiri," ujar Adi.
Jumlah masjid dan mushala di Kota Yogyakarta mencapai lebih dari 600. Namun, Adi menyebut, tidak seluruh takmir masjid yang akan diedukasi terkait dengan pengelolaan sampah ini.
"Kita undang takmir-takmir masjid di Kota Yogya, kemungkinan sekitar 112 orang yang kita utamakan kita undang. 600 terlalu besar, dan masjid ada afiliasinya masing-masing. Target utama kita UPZ dan masjid yang umum," kata Adi.
Tidak hanya takmir, da'i juga akan diberikan edukasi terkait dengan pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta. Diharapkan, dari da'i tersebut nantinya juga dapat memberikan ceramah dengan topik yang berhubungan dengan pengelolaan sampah dan pengurangan sampah.
"Kemudian juga brosur dibagikan ke penceramah agar bisa dijadikan bahasan saat ceramah di Ramadhan," jelasnya.
Meski begitu, pihaknya masih mendiskusikan lebih lanjut terkait program yang akan dilakukan untuk mendukung zero sampah anorganik tersebut. Namun, dimungkinkan edukasi pengelolaan sampah ini akan dimasukkan ke Program Jogja Sehat dan Jogja Taqwa.
"Ini juga bagian syiar untuk menangani sampah dan kita masukkan ke Jogja Sehat. Jogja Sehat itu salah satu kegiatannya bagaimana meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Kalau berupa pembekalan kepada da'i tentang materi persampahan itu, bisa masuk ke syiar ke Jogja Taqwa," kata Adi.
"Karena sampah bersifat umum, sejauh mana kita bisa masuk, kita perlu penyikapan yang cukup hati-hati juga kaitanya dengan kesesuaian sumber dana yang kita miliki, dan ketepatan sasaran yang harus kita tasyarufkan," lanjutnya.