REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Kasus penyakit lumpy skin disease (LSD) yang menyerang kulit sapi di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, tercatat telah mencapai 355 kasus. Jumlah kasus itu tersebar di 11 kecamatan setempat.
Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan Distankan Sukoharjo Arif Rahmanto menuturkan dari keseluruhan kasus itu, terdapat satu sapi yang mati di Mojolaban. "Sudah hampir semua kecamatan, kecuali Kecamatan Grogol (belum terserang LSD)," kata dia.
Dampak dari adanya LSD ini, papar dia, penjualan hewan ternak khususnya sapi mengalami penurunan selama satu bulan terakhir. Bahkan ia mengatakan kondisi pasar sepi dari aktivitas jual beli ternak.
"Kalau di pasar hewan itu kemarin memang menurun jumlah ternak yang masuk untuk diperdagangkan, itu tidak seperti biasa. Ya hampir antara sepertiga sampai separuhnya, (setengahnya)," kata Arif.
Arif menjelaskan kondisi pasar sepi tersebut sudah berlangsung sekitar sebulan. Namun, pihaknya masih akan menyelidiki lebih lanjut apakah hal tersebut lantaran penyakit lSD atau tidak.
"Sudah sekitar empat pekan, tapi kita belum tahu apakah karena LSD atau bukan. Kita lihat kondisi pasar sepi," ujarnya.
Kendati pasar sepi dan angka penyebaran LSD naik, Arif menjelaskan belum ada kebijakan untuk menutup pasar hewan. Namun, ia mengatakan pihaknya melakukan pengawasan pada lalu lintas ternak yang ada di setiap pasar.
"Setiap pasaran kita ada petugas, jadi ternak yang datang sama petugas itu dilihat kesehatannya, ada tanda LSD ya kita putar balik gak boleh masuk. Kita juga lakukan desinfeksi ternak yang masuk," tegas dia.
Arif juga menjelaskan pihaknya telah menerima vaksin LSD sekitar 1,020 dosis. Sedangkan penerapan vaksinasi pada ternak sudah dilakukan pada 490 ekor ternak.