REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Bupati Semarang bersama unsur pimpinan DPRD Kabupaten Semarang turun ke lapangan meninjau titik pembangunan kompleks Jateng Valley di lingkungan Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (15/2/2023).
Menyusul terjadinya beberapa peristiwa longsor di lingkungan Dusun Kaligawe, Kelurahan Susukan, proses pengerjaan di kompleks Jateng Valley ini ditengarai turut berkontribusi atas terjadinya bencana alam tersebut. Khususnya pembangunan jalan kawasan yang sistem drainasenya dinilai kurang memperhatikan daya dukung lingkungan sekitar.
Selain meninjau titik lokasi yang longsor, bupati bersama unsur pimpinan dan sejumlah anggota Komisi C DPRD Kabupaten Semarang juga melihat lokasi pembangunan jalan di kawasan Jateng Valley yang dimaksud.
Bupati Semarang, H Ngesti Nugraha menyampaikan, hasil kunjungan lapangan ini untuk menindaklanjuti informasi dari masyarakat terkait dengan bencana longsor dalam beberapa hari terakhir di lingkungan Dusun Kaligawe, Kelurahan Susukan.
Selain bersama unsur pimpinan serta jajaran Komisi C DPRD Kabupaten Semarang, lanjut bupati, tinjauan lokasi ini juga dilakukan bersama-sama sejumlah eksekutif Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang.
Dari peninjauan peninjauan kali ini didapati sudah ada lahan yang tanahnya ‘dikupas’ dan telah dilakukan pekerjaaan pengerasan, tetapi drainasenya berada di pinggiran yang berdekatan dengan tanah dengan kemiringan curam (lereng) yang berhimpitan dengan jalan provisi dan jalan kabupaten.
Maka bupati menyarankan agar pengembang segera dibuatkan gorong-gorong agar saat debit air meningkat akibat curah hujan yang tinggi, bisa langsung masu ke sungai dan tidak melimpas ke kawasan yang berdekatan dengan lereng.
Yang kedua, lanjut Ngesti, Pemkab Semarang akan segera melakukan rapat koordinasi bersama antara eksekutif dengan legislatif serta instansi terkait, termasuk di dalamnya mengundang PT Taman Wisata Jateng (TWJ) selaku pengembang Jateng Valley.
Rakor ini untuk mengetahui lebbih jauh terkait dengan perizinan, progress pembangunan, dan sebagainya seperti apa. “Nanti, kita akan lihat bersama seperti apa, termasuk kami juga akan mengundang dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng,” tegasnya.
Harapannya persoalan ini ‘terang benderang’, tidak ada informasi yang sumbang di masyarakat, terkat dengan apa yang menjadi kewenangan Pemkab Semarang maupun Pemprov Jateng.
Intinya, lanjut bupati, semua sudah melihat langsung di lapangan terkait dan saran eksekutif maupun legislatif harus dibuat gorong-gorong untuk megurangi air yang keluar dan mengarah ke lereng tebing.
“Bagaimana nanti penjelasan dari pengelola Jateng Valley, akan kita tunggu perkembangan serta tindaklanjutnya seperti apa. Kita inginnya bisa secepatnya ditindaklanjuti,” ujar bupati.
Ketua DPRD Kabupaten Semarang, Bondan Marutohening menambahkan, ada dua faktor terkait persoalan bencanadi lingkungan Dusun Kaligawe ini. Yakni karena memang kondisi alam dan juga faktor efek pembangunan Jateng Valley.
Menurut Bondan, pembangunan tersebut tidak memperhatikan ekosistem dan penataaan saluran airnya tidak diutamakan. Sehinggga dampaknya harus dirasakan oleh masyarakat, khususnya di lingkungan Dusun Kaligawe.
Oleh karena itu, pimpinan DPRD meminta agar penataan saluran air/drainase segera dibenahi lebih baik lagi, agar fungsinya optimal dan air bisa mengalir dengan baik.
Sehingga pembangunan Jateng Valley ini bisa berjalan dan masyarakat yang ada di sekitarnya juga tidak terdampak. “Harapan kami ada keseriusan dari pihak Jateng Valley,” ujar legislator PDIP Kabupaten Semarang ini.
Saat disinggung kemungkinan DPRD memanggil pengembang Jateng Valley, Bondan menegaskan, sedang menunggu koordinasi dengan eksekutif.
Yang pasti setelah peninjauan ini, dewan bakal memantau tindak lanjutnya. “Kalau memang diperlukan, DPRD akan memanggil pihak pengembang Jateng Valley, termasuk melihat dokumen perizinannnya seperti apa,” tegasnya.
Sementara itu, Komisaris Utama PT TWJ, Prijo Handoko Rahardjo, tidak sependapat jika aktivitas pembangunan di Jateng Valley disebut turut menyebabkan terjadinya bencana longsor di lingkungan Dusun kaligawe.
Sebab yang longsor berada di luar kawasan pengembangan Jateng Valley. “Yang longsor bukan di tempat kita, namun perbatasan dengan kawasan. Orang kita juga mengatakan jaraknya dari lokasi kita 100 meter lebih,” ungkapnya.
Namun jika bupati Semarang menyarankan supaya dibuat saluran akan dilaksanakan dan pembangunan Jateng Valley juga tidak ingin megganggu lingkungan. “Karena kalau kerja mengganggu lingkungan yang repot saya,” tambah dia.
Unuk itu, apa yang menjadi keinginan bupati Semarang akan dilaksanakannya. “Maka saya sudah perintahkan kepada pelaksana pekerjaan dan jangan hanya ngomong saja, segera bikinkan saluran itu,” katanya.