Rabu 01 Mar 2023 14:44 WIB

Pejabat Pamer Kekayaan Dinilai tak Berempati pada Kemiskinan di DIY

BPS merilis bahwa DIY menjadi provinsi termiskin di Pulau Jawa.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Flexing (ilustrasi). Perilaku flexing atau pamer kekayaan di media sosial (medsos) cenderung memiliki masalah insecurity atau ketidakamanan dan self-esteem atau harga diri yang rendah.
Foto: www.freepik.com
Flexing (ilustrasi). Perilaku flexing atau pamer kekayaan di media sosial (medsos) cenderung memiliki masalah insecurity atau ketidakamanan dan self-esteem atau harga diri yang rendah.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pejabat publik yang memamerkan kekayaan disebut tidak memiliki empati terhadap masyarakat. Hal ini disampaikan Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto menyusul adanya pejabat publik di DIY yang memamerkan gaya hidup mewah yakni Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto.

Padahal, angka kemiskinan di DIY masih cukup tinggi. Bahkan, belum lama ini BPS juga merilis bahwa DIY menjadi provinsi termiskin di Pulau Jawa.

"Di Yogya itu kan angka kemiskinannya tinggi, gini rasionya tinggi, angka pengangguran masih banyak, sehingga praktik kehidupan pribadi mestinya mencerminkan setidak-tidaknya ada empati," kata Eko Suwanto di Kantor DPRD DIY, Selasa (28/2/2023).

Eko Darmanto tertangkap oleh netizen memamerkan gaya hidup mewah dan hartanya di media sosial. Tangkapan layar yang viral itu, memperlihatkan sebuah akun Instagram yang diduga milik Eko Darmanto dengan nama @eko_darmanto_bc memamerkan gaya hidup mewahnya.

Mulai dari mobil, motor gede hingga pesawat terbang. Republika pun mencoba menelusuri akun tersebut pada 1 Maret 2023 ini, namun sudah tidak dapat diakses.

Kekayaan Eko Darmanto disoroti masyarakat usai gaya hidup mewah dan sikap pamer kekayaan dari anak dari pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Rafael Alun Trisambodo menjadi perhatian masyarakat. Anak Rafael yakni Mario Dandy Satrio (MDS) melakukan penganiayaan terhadap David yang merupakan anak dari pengurus GP Ansor. 

Eko menyebut, pejabat publik khususnya di DIY seharusnya mencontoh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X. Menurutnya, kedua pejabat tersebut tidak pernah memamerkan kekayaannya kepada publik.

Bahkan, Eko juga mencontohkan pelaku usaha lokal DIY yang sukses. Seperti pengusaha gudeg hingga pengusaha bakmi yang sudah dikenal banyak orang, dikatakan kekayaannya bahkan tidak kalah dari pejabat publik.

Namun, kata Eko, pelaku usaha tersebut mampu menempatkan dirinya dan berempati kepada lingkungan sekitarnya. "Saya kira model-model pamer kekayaan tidak cocok sama rakyat kita," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement