REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Bupati Semarang H Ngesti Nugraja semringah, pembenahan sistem dan tata kelola di lingkungan kerja PDAM Tirta Bumi Serasi, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, telah menunjukkan progres yang menggembirakan.
Ini ditandai dengan lonjakan pendapatan yang dibukukan oleh unit usaha milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang dalam pengelolaan dan distribusi air bersih kepada masyarakat tersebut.
“Dari yang awalnya defisit, kini PDAM Tirta Bumi Serasi bisa membukukan pendapatan positif,” ungkap bupati saat meresmikan Proyek Pemkab Semarang Tahun Anggaran 2022, yang dilaksanakan di RTH Leyangan Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Selasa (7/3/2023).
Bupati mengungkapkan, pada awal masa kepemimpinannya, Desember 2021, kondisi Perseroda PDAM Tirta Bumi Serasi berada dalam performa yang jauh dari harapan dan mengalami defisit hingga Rp 1 miliar.
Langkah-langkah pembenahan pun segera dilakukan untuk perbaikan tata kelola pada unit usaha milik pemkab ini. Salah satunya melalui berbagai efiiensi serta ‘pemotongan’ gaji karyawan PDAM.
Semangat ‘perusahaan harus untung, karyawan sejahtera, dan masyarakat merasakan manfaatnya’ ditekankan dalam pembenahan tata kelola ini. “Jangan sampai kesejahteraan karyawan tinggi, tapi perusahaan rugi dan pailit hingga ditutup, kasihan karyawan,” tegas Ngesti.
Maka, lanjutnya, memasuki 2022 berbagai pembenahan tata kelola di lingkungan kerja PDAM Tirta Bumi Serasi terus dilakukan, dengan target pendapatan hingga mencapai Rp 6,2 miliar.
Sudah barang tentu, target pendapatan yang dibebankan ini membuat banyak kalangan kemudian pesimistis dan tidak percaya akan dapat tercapai, karena target yang dibebankan cukup besar.
Namun seiring berjalannya waktu, sistem manajemen pengelolaan dan tata kerja di lingkungan PDAM Tirta Bumi Serasi mulai tertata dengan baik. Hingga di akhir tahun, perusahaan mendapat laba hingga Rp 7 miliar lebih.
Tentu ini menjadi capaian kinerja yang positif dan harus dipertahankan. “Bahkan, kalau bisa dapat ditingkatkan lagi,” tegas bupati Semarang.
Kini, masih lanjut Ngesti, saatnya memberikan apresiasi kepada jajaran karyawan yang telah menunjukkan kinerja yang positif, dengan meningkatkan kembali kesejahteraan karyawan secara bertahap.
Misalnya meningkatkan status 52 petugas penjaga pintu air yang selama ini hanya menerima upah harian menjadi tenaga kontrak. Karena telah mengabdi puluhan tahun, mereka akan menjadi tenaga kontrak dan gajinya menjadi setara UMK.
“Hari ini, kami akan menggelar rapat untuk membahas persoalan ini, karena laba sudah tercapai maka sesuai komitmen awal, kesejahteraan karyawan akan dinaikkan lagi secara bertahap,” ujarnya.