Rabu 15 Mar 2023 14:59 WIB

17 Kandidat Satgas Penanganan Kekerasan Seksual UII Jalani Uji Publik

UII serius untuk mencegah kekerasan seksual di lingkungan kampus.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Yusuf Assidiq
Suasana kampus UII Yogyakarta.
Foto: Yusuf Assidiq
Suasana kampus UII Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar uji publik terhadap 17 kandidat Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS), Rabu (15/3/2023). Ketua Pansel PPKS UII, Handayani Dwi Utami, mengatakan uji publik merupakan rangkaian dari acara seleksi satgas.

"Setelah seleksi berkas dan seleksi wawancara, sudah ada di hadapan kita 17 calon Satgas PPKS UII periode 2023-2025," kata Handayani, Rabu (15/3).

Handayani mengungkapkan dari 17 kandidat, lima di antaranya merupakan dosen yang rinciannya tiga perempuan dan dua laki-laki. Kemudian tujuh tenaga kependidikan yang terdiri dari tiga perempuan dan empat laki-laki, serta lima mahasiswa yang terdiri dari satu laki-laki dan empat perempuan.

"Total ada sembilan perempuan dan delapan laki-laki, proporsi partisipasinya cukup berimbang dan sudah diikuti dari hampir semua fakultas di UII," ujarnya.

Handayani mengatakan tujuan uji publik tersebut adalah untuk mengenalkan kepada khalayak, terutama civitas UII calon Satgas PPKS di UII. Ia berharap civitas UII bisa memberikan aspirasi kepada para calon Satgas PPKS UII.

"Harapannya adalah yang kita pilih yang terbaik dari yang baik-baik yang sudah berkenan berpatisipasi dalam seleksi Satgas PPKS," ujarnya.

Rektor UII, Fathul Wahid, mengaku bersyukur tahapan uji publik bisa dilalui. Fathul mengapresiasi keputusan pansel untuk mengadakan uji publik.

"Ini menjadi tahapan penting untuk menyaring, selain untuk memperkenalkan kepada publik bahwa UII serius untuk menangani dan mencegah kekerasan seksual di lingkungan kampus," kata Fathul.

Diharapkan nantinya dihasilkan Tim Satgas yang solid dan akan membantu UII dalam menjalankan misi baiknya. "Terutama dalam mencegah dan menangani kekerasan seksual," tegas rektor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement