REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, masih ada sedikitnya 3.284 anak stunting dan rawan stunting. Pemerintah kabupaten (pemkab) setempat pun terus mengajak berbagai pihak untuk menurunkan angka gagal tumbuh kembang pada anak ini.
Salah satunya dengan melibatkan peran pihak swasta agar upaya penurunan angka stunting di daerahnya dapat dilakukan dengan optimal dan target Kabupaten Semarang 'zero stunting' dapat terwujud.
Seperti yang dilakukan oleh At-Tin Hospital Bawen yang telah turut berbagi dan membantu penanganan stunting, dalam rangkaian acara peresmian operasional At-Tin Hospital Bawen, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.
"Atas nama Pemerintah Kabupaten Semarang, saya sangat mengapresiasi kepedulian manajemen At-Tin Hospital terhadap penanganan stunting ini," kata Bupati Semarang, H Ngesti Nugraha, usai penyerahan bantuan secara simbolis.
Tidak hanya bantuan untuk ratusan anak stunting, 'At-Tin Peduli' juga menyerahkan bantuan kepada para penyandang disabilitas, mulai kursi roda, cruch, tongkat bagi tuna netra, alat bantu dengar, hingga bantuan usaha produktif bagi para difabel.
Sehingga kehadiran rumah sakit ini memberikan kemanfaatan yangnlebih luas kepada warga Kabupaten Semarang. "Tidak hanya dalam memberikan layanan kesehatan namun juga membantu warga yang membutuhkan," kata bupati.
Hal ini diamini Ketua DPRD Kabupaten Semarang, Bondan Marutohening, yang berkesempatan menyerahkan bantuan secara simbolis kepada para penerima manfaat.
Menurutnya, pemberian bantuan berbagai jenis alat bantu kepada para penyandang disabilitas ini akan memudahkan para penerima manfaat dalam menunjang berbagai aktivitasnya.
"Termasuk juga aktivitas dalam meningkatkan perekonomian yang pada akhirnya juga akan mendukung kesejahteraan para penyandang disabilitas," ujar dia.
Sementara itu, Owner At-Tin Hospital, Hj Sriyatin SE menambahkan, bertepatan dengan peresmian operasional At-Tin Hospital Bawen, dilakukan kegiatan bakti sosial untuk warga sekitar.
Mulai bantuan kepada 130 anak stunting, bantuan alat bantu pendukung aktivitas bagi 70 penyandang disabilitas. Mulai dari mulai kursi roda, cruch, tongkat bagi tuna netra, alat bantu dengar, hingga bantuan usaha produktif.
Bantuan bagi 130 anak stunting berupa paket makanan bergizi ditambah uang tunai Rp 250 ribu. Demikian halnya penerima bantuan cruch dan bantuan tongkat tuna netra juga mendapatkan tambahan Rp 500 ribu. Selain itu juga ada santunan masing-masing Rp 750 ribu.