Senin 20 Mar 2023 14:25 WIB

Becak Listrik Siap Gantikan Becak Kayuh dan Bentor di Yogyakarta

Sultan HB X juga sempat mencobakan becak listrik yang dibawa ke kompleks Kepatihan.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, meninjau prototipe becak listrik saat peluncuran di halaman Bangsal Kepatihan, Yogyakarta, Senin (20/3/2023). Sebanyak 17 unit becak kayuh yang dimodifikasi menjadi becak listrik selanjutnya akan diuji coba oleh penarik becak kayuh. Motor listrik yang ditempel di becak akan membantu penarik becak sehingga lebih ringan. Nantinya, becak listrik ini akan menggantikan becak kayuh dan becak motor yang saat ini banyak beroperasi di Malioboro.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, meninjau prototipe becak listrik saat peluncuran di halaman Bangsal Kepatihan, Yogyakarta, Senin (20/3/2023). Sebanyak 17 unit becak kayuh yang dimodifikasi menjadi becak listrik selanjutnya akan diuji coba oleh penarik becak kayuh. Motor listrik yang ditempel di becak akan membantu penarik becak sehingga lebih ringan. Nantinya, becak listrik ini akan menggantikan becak kayuh dan becak motor yang saat ini banyak beroperasi di Malioboro.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah (Pemda) DIY telah menyelesaikan produksi 17 prototipe becak kayuh bertenaga listrik. Becak listrik tersebut akan menggantikan becak kayuh tradisional dan juga becak motor (bentor) di DIY.

"Ini tidak cuma untuk bentor, tapi juga becak kayuh. Karena ini idenya kita mempertahankan kendaraan tradisional, yaitu becak kayuh," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DIY, Ni Made Dwipanti di kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Senin (20/3/2023).

Made mengatakan, pihaknya sudah melakukan uji coba terhadap becak listrik tersebut. Lima dari 17 prototipe becak listrik yang ada, lima di antaranya dibawa ke kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Senin (20/3).

"Sudah uji coba juga oleh para ahli, rekomendasinya memang mungkin secara tipe atau secara statisnya itu tidak sesuai dengan becak yang sering kita lihat. Cenderungnya lebih kepada becak pariwisata," ujar Made.  

Ia menyebut, dari ahli merekomendasikan modelnya berbeda dengan becak yang selama ini telah beroperasi di Yogyakarta, khususnya di kawasan Malioboro dan sekitarnya. Direkomendasikan modelnya yakni untuk becak pariwisata.

Meski begitu, pihaknya juga meminta arahan dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, terkait dengan model becak ini. Sultan juga sempat mencobakan becak listrik yang dibawa ke kompleks Kepatihan.

Namun, dari Sultan tidak mempermasalahkan modelnya, asalkan memenuhi unsur kenyamanan dan keamanan. "Berdasarkan arahan Ngarsa Dalem (Sultan) ternyata dimungkinkan tidak harus prototype model statisnya itu harus sama dengan yang sekarang, tergantung dari sisi kenyamanan dan keamanan, itu yang utama," lanjut Made.

"Kalau becak kayuh bisa dimodifikasi tergantung mode, makanya kami minta persetujuan Ngarsa Dalem, apakah model konvensional seperti sekarang atau bisa dimodif seperti yang becak yang satunya tadi (becak pariwisata), dan beliau berkenan untuk dua-duanya," tambahnya.  

Lebih lanjut, Made menuturkan bahwa spesifikasi, standar, dan penggunaan becak listrik ini berpedoman kepada Surat Edaran (SE) Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan. Becak yang sudah ada, dimodifikasi dengan ditambahkan tenaga listrik.

"Keluhan selama ini kenapa orang tidak pakai becak kayuh karena mungkin pengendaranya usianya sudah tua, tidak kuat. Ini kita modifikasi dengan menambahkan tenaga alternatif, ini juga harus minta arahan Ngarsa Dalem, lima yang sudah kita bawa (ke Kepatihan), disetujui 17," kata Made.

Disebutkan, dari Sultan juga menekankan kenyamanan dan keamanan sebelum beroperasinya becak listrik ini. "Disampaikan juga Pak Gubernur dari sisi kenyamanan dan keamanan ini yang lebih utama," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement