REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mendorong dan tengah mempersiapkan tembang Ilir-Ilir agar bisa diakui sebagai Warisan Budaya tak Benda UNESCO. Hal itu setelah Ilir-Ilir resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia (WBTbI) oleh Kementerian Kebudayaan RI pada Oktober 2025 lalu.
"Untuk tahap tahun ini, upaya kami mendorong tembang Ilir-Ilir menjadi warisan budaya dunia melalui ICH (Intangible Cultural Heritage) UNESCO. Saat ini kan bertahap. Tahapannya harus diakui negara dulu, diakui Indonesia, baru berikutnya kita registrasikan untuk ICH UNESCO," ungkap Kepala Bidang Pembinaan Kebudayaan Disdikbud Jateng, Eris Yunianto, Jumat (12/12/2025).
Dia mengungkapkan, saat ini persyaratan untuk mendaftarkan Ilir-Ilir sebagai warisan budaya dunia UNESCO tengah dipersiapkan. "Norma, standar, prosedu, kriteria atau NSPK-nya sudah jelas dari ICH UNESCO. Kami tentu mengikuti tahapan itu," kata Eris.
"Kami tentu atas saran dan arahan Kementerian Kebudayaan, kita menggandeng ke sana. Karena nanti ke depannya kan menjadi tugas teman-teman yang ada di Kementerian Kebudayaan," tambah Eris.
Dia menerangkan, sebuah karya budaya harus memenuhi sejumlah ketentuan untuk dapat menyandang status warisan budaya dunia UNESCO. "Ketentuan paling tidak ada norma-norma yang sifatnya administratif, dokumentatif, kajian ilmiahnya, kajian sosial-budayanya, dan kajian nilainya," ucapnya.
Menurut Eris, salah satu hal mendasar agar karya budaya tak benda diakui sebagai ICH UNESCO adalah, ia harus mengandung nilai universal atau outstanding universal value (OUV). "Kalau syarat umumnya, tentu usianya sudah berapa lama. Kemudian di dalamnya masih komunitas yang menyelenggarakan. Konsistensi dan eksistensi itu menjadi penting," kata dia.
Eris berpendapat, tembang Ilir-Ilir mempunyai kandungan nilai yang bersifat universal dan dapat menjadi pembentuk karakter manusia. "Tembang ini mengajak setiap umat untuk mawas diri, berakhlak mulia, bercita-cita luhur, bermanfaat bagi sesama, senang bekerja keras dan tidak gampang menyerah. Ini tentu nilai-nilai yang menjadi rujukan bagi setiap insan," ujarnya.
Dia mengungkapkan, tembang Ilir-Ilir sudah berusia ratusan tahun. "Ini kan sudah sejak zaman para Wali (Songo). Dipopulerkan oleh Sunan Kalijaga. Karena memang ini menjadi tradisi lisan, diawali dari beliau," kata Eris.
"Kami berharap, Ilir-Ilir menjadi salah satu warisan budaya tak benda milik kita yang bisa ditransmisikan lintas generasi, yang di dalamnya tentu akan mempengaruhi pola pikir, sikap, maupun perilaku," tambah Eris.