Kamis 30 Mar 2023 05:28 WIB

Rektor UGM: Universitas Harus Berpartisipasi Aktif dalam Pemilu

Perguruan tinggi berfungsi dalam mengembangkan watak dan karakter,

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Fernan Rahadi
Rektor UGM Ova Emilia
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Rektor UGM Ova Emilia

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Ova Emilia, menjadi pembicara dalam kegiatan Ramadhan Public Lecture di Masjid Kampus UGM, Rabu (29/3/2023) malam. Memasuki tahun politik, Ova mengatakan universitas harus berpartisipasi aktif dalam pemilu. 

"Universitas harus berpartisipasi aktif, dari semua stakeholder-nya apakah dari pimpinan, dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa ataupun alumni untuk mewujudkan bangsa yang aman, bangsa yang bermartabat yang mampu menjadikan masyarakat dan generasi penerusnya sejahtera," kata Ova dalam diskusi panel bertajuk 'Universitas Sebagai Basis Moral Penyelenggaraan Pemilu yang Bermartabat', Rabu. 

Menurut Ova, hal tersebut sesuai dengan apa yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW yang dinilai berhasil memberikan keputusan futuristik dan strategis dalam merumuskan Piagam Madinah. Hal tersebut menunjukan bahwa Islam merupakan agama yang peduli terhadap nasib bangsa dan generasi yang akan datang.

"Dalam koridor itulah kita harus bersikap sebagai warga negara yang baik," ujarnya. 

Dirinya juga menjelaskan kontribusi universitas dalam menyukseskan pemilu.  Menurutnya perguruan tinggi berfungsi dalam mengembangkan watak dan karakter, terutama watak dan generasi yang akan datang sehingga mewujudkan peradaban yang bermartabat.

"Kedua, tentunya mengembangkan kemampuan-kemampuan kompetensi di bidang Tridharma, yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing dan kooperatif. Dan yang terakhir tetap adalah mengembangkan bukan hanya IPTEK tapi juga memperhatikan value yang sifatnya humanistis yang mungkin inklusif, mungkin juga mempunyai kepedulian tinggi," ujarnya. 

Untuk mewujudkan itu, Ova berharap universitas mampu melahirkan agen-agen perubahan. Selain itu universitas juga diharapkan dapat menjadi kontrol sosial. "Kemudian juga merupakan kekuatan moral yang tentunya perlu kita jaga

bersama-sama dan merupakan penjaga value itu sendiri apakah value kejujuran, value empati ataupun adil, bertanggung jawab, terakhir sebagai iron stock yang melahirkan SDM-SDM yang unggul calon pemimpin bangsa yang membangun peradaban," jelasnya. 

Kemudian menurutnya universitas juga berkewajiban untuk menjaga proses pemilu yang akuntabel. Jangan sampai praktik-praktik politik uang mencederai proses pemilu mendatang. 

"Kita perlu kembangkan sikap kritis misalnya  kalau ada money politic.bagaimana kita bersikap terhadap itu. Tentunya kita tak ingin ada sesuatu pemilu yang transaksional. dan bagaimana kita menekankan pendidikan politik di kampus ini, melakukan kajian-kajian, dan mulai kritis," ungkapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement