Selasa 11 Apr 2023 12:39 WIB

Dalam Sepekan, Merapi Keluarkan 79 Kali Guguran Lava

Aktivitas vulkanik Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta.
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut bahwa Merapi masih mengeluarkan guguran lava.

Berdasarkan pengamatan pada 30 Maret hingga 6 April 2023, BPPTKG mencatat sebanyak 79 kali guguran lava yang mengarah ke barat daya, meliputi hulu Kali Bebeng dan Kali Boyong. Jarak guguran lava ini mencapai maksimal 1.800 meter.

"Suara guguran terdengar satu kali dari Pos (Pengamatan Merapi) Babadan dengan intensitas sedang," kata Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, Selasa (11/4/2023).

Pihaknya juga mengamati masih adanya awan panas guguran Merapi dalam sepekan tersebut. Setidaknya, tercatat satu kali Merapi mengeluarkan awan panas guguran yang juga mengarah ke barat daya.

"Satu kali awan panas guguran ke arah barat daya atau ke hulu Kali Bebeng dengan jarak luncur 1.100 meter," ujar Agus.

Disebutkan, pada kubah Merapi barat daya teramati adanya perubahan morfologi akibat guguran lava dan awan panas guguran. Sedangkan, untuk kubah tengah tidak ada perubahan yang signifikan.

Sepekan itu, BPPTKG juga mencatat aktivitas kegempaan dengan rincian adanya satu kali gempa Awan Panas Guguran (APG), satu kali gempa Vulkanik Dalam (VTA), enam kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB). Selain itu, juga teramati 64 kali gempa Fase Banyak (MP), 563 kali gempa Guguran (RF), dan 11 kali gempa Tektonik (TT).

Aktivitas kegempaan dikatakan lebih rendah dibandingkan pekan sebelumnya. Meski begitu, aktivitas kegempaan ini masih dalam intensitas yang cukup tinggi.

Sementara itu, untuk deformasi atau perubahan bentuk Gunung Merapi juga menunjukkan pemendekan jarak. Agus menyebut, dalam sepekan ini teramati deformasi yang dipantau menggunakan EDM menunjukkan pemendekan jarak tunjam sebesar 0,03 centimeter per hari.

Dari pengamatan tersebut, BPPTKG menyimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas Merapi sendiri saat ini masih ditetapkan dalam tingkat siaga atau level 3.

Terkait dengan potensi bahaya saat ini, BPPTKG menyebut berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya. Hal ini meliputi Kali Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Kali Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.

Selain itu, potensi guguran lava dan awan panas juga ada pada sektor tenggara, yakni meliputi Kali Woro sejauh maksimal tiga kilometer, dan Sungai Gendol sejauh lima kilometer. "Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak," jelas Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement