Kamis 20 Apr 2023 15:45 WIB

Saat ‘Lebaran’ Petani Bunga Mawar Tabur Datang Lebih Cepat

Kecamatan Bandungan jadi sentra penghasil bunga tabur di Kabupaten Semarang.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
 Aktivitas para petani di Kecamatan Bandungan saat menjual bunga mawar tabor kepada para pengepul, di kawasan Bandungan, Kabupaten Semarang, Kamis (20/4). Jelang Idul Fitri, harga bunga tabur di tingkat petani naik beberapa kali lipat.
Foto: Bowo Pribadi
Aktivitas para petani di Kecamatan Bandungan saat menjual bunga mawar tabor kepada para pengepul, di kawasan Bandungan, Kabupaten Semarang, Kamis (20/4). Jelang Idul Fitri, harga bunga tabur di tingkat petani naik beberapa kali lipat.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Menjelang penghujung Ramadhan 1444 Hijriyah kali ini, para petani bunga mawar (tabur) di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, bisa tersenyum lebar. Pasalnya, harga bunga mawar tabur sudah mulai melonjak dalam dua hari terakhir.

Tidak seperti Ramadhan biasanya, harga bunga mawar yang kerap menjadi pelengkap untuk ziarah ke makam ini, baru akan melonjak sehari sebelum/menjelang Hari Raya Idul Fitri (Lebaran) tiba.

Namun kali ini harga bunga naik lebih cepat, akibat kebutuhan dari luar daerah yang terus meningkat dalam beberapa hari terakhir. “Jadi ‘Lebaran’ petani mawar tabur tiba lebih cepat,” ungkap Rohmad (48), salah satu petani bunga asal Desa Gintungan, Kecamatan Bandungan, Kamis (20/4/2023).

Ia mengakui, tanda-tanda harga bunga mawar ini akan melonjak sudah terasa sejak Selasa (18/4) kemarin. Yakni, saat para pengepul sudah memesan bunga tabur dari para petani guna memenuhi permintaan para pedagang bunga dari luar daerah.

Seperti Tawangmangu, Purwokerto, bahkan pedagang dari Ngawi dan Cirebon. Karena produksi bunga mawar tabur di Kecamatan Bandungan memang juga biasanya dipesan beberapa daerah di Jawa Timur maupun Jawa Barat.

Jika bunga mawar tabur ini sudah dipesan oleh pedagang dari luar daerah, maka harganya akan naik beberapa kali lipat. Di luar untuk kebutuhan Lebaran, harga bunga mawar tabur ini hanya berkisar Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu per tenggok (wadah/keranjang dari anyaman bambu).

Namun mulai Selasa harganya sudah mencapai Rp 225 ribu per tenggok. “Sempat turun menjadi Rp 150 ribu per tenggok (sehari berikutnya) dan tadi pagi harganya sudah tembus Rp 300 ribu per tenggok,” tegasnya.

Hal ini diamini oleh Antoni (45), petani bunga mawar tabur di Dusun Geblok, Desa Sidomukti. Menurutnya, harga bunga mawar tabur sudah naik sejak beberapa hari terakhir di kecamatan sentra penghasil di kabupaten Semarang ini.

Ia juga membenarkan jika para pedagang dari luar daerah memang lebih cepat mengambil dari para petani di Bandungan. “Kemarin (Rabu malam, red.), hasil petik lima tenggok dari kebun saya habis dibeli pengepul untuk dibawa ke Cirebon, dengan harga Rp 325 ribu,” katanya.

Sedangkan Kamis pagi tadi dapat empat tenggok juga langsung diambil oleh pengepul dengan harga Rp 350 ribu. Biasanya semakin mendekati Lebaran harga bunga mawar tabur ini akan mencapai Rp 400 ribu per tenggok.

Sehari menjelang Lebaran dua tahun lalu, harga bunga mawar tabur tembus Rp 425 ribu per tenggok. Maka ia juga berharap harga bunga mawar tabur menjelang Lebaran kali ini juga akan lebih baik bagi petani.

Bunga mawar tabur ini memang menjadi salah satu andalan sekaligus juga berkah bagi para petani di Bandungan, setiap Idul Fitri tiba. "Karena harganya akan naik berlipat-lipat,” tegas Antoni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement