Selasa 02 May 2023 13:59 WIB

Okupansi Hotel DIY Saat Libur Lebaran Turun Dibanding Tahun Lalu

Pada H-2 hingga H+3 Lebaran, okupansi hotel rata-rata hanya 50 persen.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Andong membawa wisatawan berkeliling di kawasan wisata ikonik Malioboro, Yogyakarta, Rabu (26/4/2023). Pada H+4 Lebaran Idul Fitri 1444H wisatawan lokal masih memadati Malioboro.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Andong membawa wisatawan berkeliling di kawasan wisata ikonik Malioboro, Yogyakarta, Rabu (26/4/2023). Pada H+4 Lebaran Idul Fitri 1444H wisatawan lokal masih memadati Malioboro.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perhimpunan Hotel dan Resto Indonesia (PHRI) DIY mengungkapkan ada penurunan okupansi atau tingkat hunian hotel di masa libur Lebaran 2023 ini. Ketua DPD PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono mengatakan, turunnya okupansi ini terlihat pada H-2 hingga H+3 Lebaran.

Pihaknya mencatat bahwa di waktu tersebut okupansi hotel di DIY rata-rata hanya 50 persen. Sedangkan, dibanding tahun 2022 lalu, di masa libur Lebaran okupansinya bisa mencapai 70 persen.

Penurunan ini terjadi meski pemerintah sudah mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Artinya, aktivitas masyarakat sudah kembali normal, dan mobilitas juga sudah kembali meningkat.

"Info data BPP PHRI, hal ini terjadi di hampir semua daerah di Indonesia, kecuali Bali dan Lampung, rata-rata di setiap provinsi," kata Deddy kepada Republika, Selasa (2/5/2023).

Meski begitu, Deddy menyebut bahwa okupansi hotel di DIY mulai mengalami kenaikan di H+4 hingga H+8 Lebaran. Hal ini juga seiring dengan mulai banyaknya masyarakat maupun wisatawan yang mulai melakukan aktivitas wisata selama libur Lebaran.

"Ada kenaikan di H+4 sampai dengan H+8, rata-rata (okupansi) 80 persen," ujar Deddy.

Jika dibandingkan dengan tahun lalu, pada H+4 hingga H+8 Lebaran, okupansi hotel di DIY hampir mencapai 100 persen. "Bisa mencapai 95 persen (tahun 2022 di H+4 sampai dengan H+8 Lebaran," jelasnya.

Pada 1 Mei 2023, okupansi mulai turun hingga di angka 70 persen di DIY. Hal ini mengingat masa arus mudik dan sudah banyak yang mulai meninggalkan DIY.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement