Sabtu 06 May 2023 15:23 WIB

Berkah Jalan Rusak di Lampung, Penjual Tahu Peroleh Rp 1,4 Juta dari Jokowi

Jokowi menyempatkan diri meninjau pasar tradisional dan berdialog dengan pedagang.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Fernan Rahadi
Ningsih (60 tahun), penjual tahu di Pasar Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, bertemu Presiden Jokowi, Jumat (5/5/2023).
Foto: Republika/Mursalin Yasland
Ningsih (60 tahun), penjual tahu di Pasar Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, bertemu Presiden Jokowi, Jumat (5/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Rezeki tidak kemana. Itulah yang dialami Ningsih (60 tahun), penjual tahu di Pasar Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Jumat (5/5/2023). Selama 20 tahun berdagang, ia baru bisa bertemu dan berbicara langsung dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Ya Allah, gemeter aku, saking seneng-nya ketemu Pak Jokowi. Tahuku dibelinya Rp 200 ribu, dikasih lagi Rp 1,2 juta jadi Rp 1,4 juta" ujar Ningsih, pedagang tahu yang ditemui Jokowi di Pasar Natar, Jumat (5/5/2023).

Baca Juga

Kedatangan Jokowi dan tiga menteri ke Lampung, sehubungan dengan viralnya jalan rusak di Provinsi Lampung beredar luas secara nasional di media sosial. Namun, seperti biasa, orang nomor satu di Indonesia itu, tak lupa setiap kunjungan ke daerah Jokowi menyempatkan diri untuk meninjau pasar tradisional dan bertemu serta berdialog dengan pedagang.

Cerita sampai Presiden Jokowi memberikan uang kepadanya, Ningsih mengatakan, saat ditemui, Presiden Jokowi bertanya harga tahu, ia menjawab Rp 3.000 sebungkus isi 10 buah. Jokowi beli, Ningsih membungkusnya melebihkan dua kantong. Lalu, Jokowi memberikan Rp 200 ribu, dan menambahi Rp 1.200.000 lagi.

Ningsih, ibu tiga anak asal Kota Metro, sejak 20 tahun tidak pernah pindah petak apalagi pasar. Ia menetap berjualan tahu di Pasar Natar. Padahal, rumahnya jauh di Ganjar Agung, Kota Metro, sekira satu jam lebih perjalanan

Selepas shubuh, Ningsih berangkat ke Pasar Natar. Tahu-tahu setengah matang dalam keranjang tersebut dibawa langsung dari kediamannya. Naik angkot di pangkalan bus Ganjar Agung hingga ke Pasar Natar, pulangnya naik bus. Aktivitas ini dilakoninya setiap hari.

"Selepas Subuh berangkat, dagangan tahu habis, sekitar jam 11 atau 12 pulang lagi ke rumah,” tutur Ningsih, yang tiga anaknya sudah berkeluarga dan bekerja sebagai bidan dan guru.

Setiap berdagang, Ningsih membutuhkan modal kotor Rp 1.400.000. Dagangan tahunya bila habis semua, ia mendapatkan keuntungan kisaran Rp 200.000 sampai Rp 300.000 sehari. "Tergantung, kalau lagi sepi Rp 200 ribu, kalau lagi ramai laris dapat Rp 300 ribu,” ujarnya.

Lama berdagang menambah rezeki bagi Ningsih. Berjualan tahu di Pasar Natar selama 20 tahun, tentu sudah banyak pelanggannya. Ningsih tidak membutuhkan waktu lama berdiam di pasar, sebelum pukul waktu Dhuhur, ia sudah pulang ke rumah naik bus.

“Langganan banyak, Kira-kira jam 11 (dagangan tahunya) habis, kadang jam 10 sudah habis,” ujar istri Sutrisno.

Tiga anaknya sudah bekerja dan menikah, lewat rezeki berjualan tahu, Ningsih dan suami Sutrisno mendapat kesempatan dipanggil Allah SWT akan menunaikan ibadah haji tahun ini. Namun kenikmatan sebelum berhaji, Ningsih dapat bertemu langsung dengan Presiden Jokowi dan dapat rezeki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement