Sabtu 03 Jun 2023 09:12 WIB

Pakar Kesehatan Ungkap Bahaya Konsumsi Penyetan

Jika dilihat secara sekilas, makanan tersebut sehat-sehat saja.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Pecel lele
Foto: tumblr.com
Pecel lele

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Lalapan atau penyetan menjadi salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia. Namun seberapa besar kandungan gizi yang ada serta efek negatifnya?

Menanggapi hal ini, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (FK UMM), Pamela Sumarauw menjelaskan bahwa mengonsumsi makanan lalapan setiap hari dapat menimbulkan dampak yang kurang baik. Pasalnya, mayoritas menu yang disajikan di lalapan adalah makanan yang diolah dengan proses menggoreng menggunakan minyak.

"Hal ini akan memunculkan zat atau kandungan yang kurang baik untuk tubuh jika dikonsumsi sehari-hari,” jelas Pamela.

Sebutan lalapan di Malang tak lepas dari sederet sayur yang disajikan bersama dengan lauk utama. Ada ayam, lele, bebek, dan lainnya. Jika dilihat secara sekilas, makanan tersebut sehat-sehat saja.

Lalapan atau penyetan memiliki sumber karbohidrat dari nasi, protein dari ikan atau ayam, hingga mineral dan vitamin dari sayuran. Sayangnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan turunnya nutrisi gizi. Beberapa di antaranya seperti cara pengolahan, porsi makan, serta kebersihan.

Dia mencontohkan minyak yang digunakan menggoreng berulang kali. Hal itu akan menghasilkan kandungan lemak jenuh atau lemak jahat yang berbahaya bagi tubuh. 

Begitu juga dengan porsi nasi yang berlebihan akan berkontribusi pada lonjakan kandungan gula. Kebersihan sayuran mentah juga berpotensi menimbulkan berbagai penyakit.

Menurut dia, makanan yang mengandung tinggi lemak dan tinggi karbohidrat akan meningkatkan kadar kalori serta meningkatkan risiko obesitas. Hal itu juga meningkatkan potensi terjangkit penyakit-penyakit kronis. "Seperti jantung koroner, hipertensi atau darah tinggi, diabetes, hingga kanker," jelasnya.

Pamela menegaskan, mengonsumsi makanan lalapan setiap hari tidaklah dianjurkan. Alangkah lebih baik jika masyarakat mengurangi porsi dan membatasinya. Hal ini termasuk dengan menambah variasi makanan lain yang dari segi pengolahan lebih sehat seperti direbus, dikukus, atau dibakar.

Sebagai upaya mengimbangi, masyarakat sebaiknya melakukan olahraga rutin minimal 150 menit dalam satu pekan atau dua sampai tiga kali seminggu. Kemudian menjaga pola tidur tujuh sampai delapan jam sehari. Lalu mengonsumsi asupan vitamin serta mineral yang baik bagi tubuh juga dianjurkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement