Senin 12 Jun 2023 11:58 WIB

Wujudkan Kampus tanpa Rokok, UMY Terima Penghargaan dari Kemenkes

Program kampus tanpa rokok telah disosialisasikan kepada segenap civitas akademika.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Wakil Rektor UMY bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan AIK, Faris Al-Fadhat, saat menerima penghargaan Kampus Tanpa Rokok yang diberikan Kemenkes.
Foto: Dokumen
Wakil Rektor UMY bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan AIK, Faris Al-Fadhat, saat menerima penghargaan Kampus Tanpa Rokok yang diberikan Kemenkes.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menerima penghargaan Kampus Sehat, kategori Implementasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Lingkungan Kampus oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penghargaan kampus tanpa rokok tersebut diberikan hanya kepada dua universitas, yaitu UMY dan Universitas Sebelas Maret.

Penghargaan ini diberikan langsung oleh Wakil Menteri Kesehatan, Prof Dante Saksono Harbuwono, dan diterima oleh Faris Al-Fadhat, Wakil Rektor UMY Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan AIK, Faris Al-Fadhat di Aula Kementerian Kesehatan RI.

Dalam kesempatan tersebut, Faris juga ditemani oleh salah satu anggota Tim Kampus Sehat Senyaman Taman UMY, dr Iman Permana. "Tentu kami sangat senang atas penghargaan yang diberikan oleh Kemenkes, karena ini bagian dari penghargaan atas upaya UMY untuk menciptakan kampus sehat senyaman taman yang sudah dicanangkan beberapa tahun terakhir ini,” jelasnya.

Menurut Faris, kebijakan kawasan kampus tanpa rokok di UMY telah diterapkan sejak lama dengan menerapkan larangan merokok di area kampus. Juga dengan terus mengampanyekan kampus anti rokok dengan mendirikan unit-unit pendukungnya.

Selain itu, UMY juga punya aturan kebijakan rektor tentang bebas asap rokok di kampus, jadi tidak boleh merokok di dalam lingkungan kampus. Jadi kampus UMY itu harus steril dari rokok. Kedua, UMY mendukung kampanye anti rokok itu dengan mendirikan unit-unit pendukung.

"Misalnya ada 'Muhammadiyah steps' yang mengampanyekan bagaimana bahayanya asap rokok, bahayanya tembakau, dan lain-lain. Ada juga unit pendukung, yaitu Tim Kampus Sehat Senyaman Taman yang mengampanyekan untuk berhenti merokok dengan memasang poster baliho yang mendorong agar mahasiswa itu hidup sehat,” jelas Faris.

Program kampus tanpa rokok juga telah disosialisasikan kepada dosen, tenaga pendidik, dan mahasiswa dengan menerapkan peraturan disiplin mahasiswa tentang larangan merokok, mengimbau dosen-dosen dan tenaga pendidik agar tidak merokok dalam aktivitas sehari-hari ketika berada di kampus, serta memberikan teguran kepada siapapun yang didapati merokok di area kampus.

“Orang merokok atau tidak itu haknya mereka, tapi kami berharap mereka tidak merokok di area kampus. Karena kami ingin membuat kampus UMY ini sebagai kampus yang sehat dan hijau,” ujar dosen Prodi Hubungan Internasional UMY ini lagi.

Selain itu, untuk terus mempertahankan UMY sebagai kampus tanpa rokok, Faris mengatakan UMY akan terus mengampanyekan dan mempertahankan kebijakan sebagai kampus sehat serta terus melakukan kontrol kesehatan kepada dosen serta mangadakan kegiatan senam rutin kepada civitas academica.

“Agar kami tetap bisa mempertahankan penghargaan ini, awareness terhadap kesehatan juga harus tetap tinggi. Yang paling penting sebenarnya bukan hanya kebijakan tapi kesadaran bahwa sehat itu penting. Kesadaran inilah yang bisa menjaga semangat kita untuk tetap menciptakan UMY itu sebagai kampus yang sehat ke depannya,” katanya menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement