REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) terkait sosialisasi perwakafan untuk seluruh sivitas akademik UGM. Ketua Pelaksana BWI, Mohammad Nuh, berharap UGM nantinya juga menempatkan sebagian dana abadinya melalui cash wakaf linked sukuk (CWLS).
"Insya Allah nanti UGM akan menempatkan sebagian dana abadinya, karena UGM punya dana abadi, untuk dikelola melalui instrumen cash wakaf linked sukuk melalui Badan Wakaf Indonesia," kata Nuh di FEB UGM, Yogyakarta, Selasa (13/6/2023).
Ia mengatakan beberapa perguruan tinggi di Indonesia sudah mulai menempatkan dana abadinya melalui CWLS seperti ITS, IPB, ITB, Unpad, Undip. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 2009-2014 tersebut mengatakan BWI saat ini tengah fokus pada PTN BH.
"Karena semua perguruan tinggi PTN BH itu harus punya mengembangkan sekarang ini dana abadi," ujarnya. Ia menambahkan, saat ini perguruan tinggi di Indonesia sedang berbondong-bondong mengembangkan dana abadi.
Nuh mengatakan dirinya menyambut baik hal tersebut. "UGM sudah merintis dana abadi itu, rahasia rumah tangga berapa besarnya tapi nanti insya Allah kita akan kerja sama dalam mengelolanya melalui cash wakaf linked sukuk," ungkapnya.
Dijelaskan cash wakaf linked sukuk merupakan instrumen yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan yang risikonya dijamin oleh pemerintah. Selain itu cash wakaf linked sukuk juga memberikan return atau keuntungan yang jauh lebih besar dibandingkan deposito. "Tidak kena pajak, bebas pajak," kata Nuh.