Senin 19 Jun 2023 15:03 WIB

Sumur Mengering, Warga Rowosari Manfaatkan Air Sungai untuk Mandi dan Cuci

Lingkungan ini belum terjangkau oleh instalasi air bersih PDAM.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Warga RT 04/RW 09 Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang memanfaatkan air sungai Babon untuk mencuci pakaian, akibat sumur dan sumber- sumber air lainnya sudah tidak dapat dimanfaatkan akibat musim kemarau kali ini.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Warga RT 04/RW 09 Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang memanfaatkan air sungai Babon untuk mencuci pakaian, akibat sumur dan sumber- sumber air lainnya sudah tidak dapat dimanfaatkan akibat musim kemarau kali ini.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Warga RT 04/RW 09 Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang memberikan solusi permanen atas problem yang mereka hadapi pada saat musim kemarau.

Sejauh ini, warga di lingkungan tersebut masih mengalami kesulitan mengakses air bersih untuk kebutuhan sehari-hari karena sumur-sumur mereka mengering, pun demikin sendang dan sumber air lainnya.

Di satu sisi, lingkungan ini juga belum terjangkau oleh instalasi air bersih PDAM Kota Semarang, hingga sebagian warga harus memanfaatkan air sungai yang mengalir di lingkungan mereka, kecuali untuk kebutuhan memasak dan air minum.

“Sejak saya kecil sampai sekarang, kalau musim kemarau selalu seperti ini, memanfaatkan air sungai untuk mencuci,” ungkap Sriyatun (29), salah satu warga RT 04/ RW 09 Kelurahan Rowosari, Senin (19/6/2023).

Ia mengungkapkan, sudah dua bulan terakhir hujan tidak lagi turun di wilayah Kelurahan Rowosari, sehingga sumur-sumur milik warga sudah tidak dapat dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan air sehari-hari.

Tidak hanya itu, sendang atau sumber-sumber air lainnya yang selama ini juga dimanfaatkan oleh warga, debit airnya juga terus menurun dan warga yang membutuhkan juga semakin banyak.

Sehingga untuk mencuci pakaian dan beberapa perabotan dapur terpaksa memanfaatkan air sungai Babon. “Makanya, kami berharap ada solusi permanen di Rowosari ini, khususnya di lingkungan RT 04/RW 09,” jelasnya.

Tuminem (48), warga lainnya menuturkan, air Sungai Babon ini tidak hanya untuk mencuci pakaian dan perabotan dapur saja. “Bahkan oleh sebagian warga juga dimanfaatkan untuk mandi,” kata dia.

Ia pun ingin di lingkungannya ada bantuan instalasi air bersih dari pemerintah yang dapat dimanfaatkan secara bersama-sama oleh warga di lingkungan RT 04/RW 09, pada saat musim kemarau seperti sekarang ini.

Sehingga persoalan yang sudah dihadapi oleh warga bertahun-tahun ini ada solusinya. “Karena lingkungan Rowosari memang unik, kalau musim hujan kebanjiran dari luapan air Sungai Babon, tetapi kalau musim kemarau sulit mengakses air bersih,” ungkapnya.

Terkait problem yang dihadapi sebagain warga Rowosari ini, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyampaikan, pemkot sudah menyampaikan kepada masyarakat yang lingkungannya mulai terdampak musim kemarau untuk berkoordinasi dengan pemkot.

Karena pemkot sebenarnya sudah mengantisipasi hal ini dengan meyiapkan bantuan air bersih bersama PDAM Kota Semarang. Jika wilayahnya mulai kesulitan mengakses air bersih, agar segera menyampaikan kepada aparat di kelurahan.

Sehingga penanganannya juga akan dapat dilakukan dengan cepat. “Pekan yang lalu warga di Kelurahan Jabungan sudah menyampaikan dan PDAM sudah menyalurkan air bersih sepekan tiga kali,” jelasnya.

Kepada seluruh aparat kelurahan yang wilayahnya memang rentan terdampak kekurangan air bersih akibat musim kemarau, wali kota juga menginginkan sigap dan rajin memantau wilayahnya.

“Manakala warga sudah kesulitan mengakses air bersih, segera berkoordinasi dengan BPBD Kota Semarang dan jangan sampai menunggu warga harus ‘teriak-teriak’ sulit mengakses air bersih,” tegas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement