Ahad 25 Jun 2023 04:24 WIB

Siapa Capres-Cawapres Ideal Muhammadiyah? Ini Kriterianya Menurut Haedar Nasir

capres-cawapres ideal adalah sosok negarawan yang berdiri di atas semua golongan.

Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nasir ungkapkan kriteria capres dan cawapres ideal versi Muhammadiyah.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nasir ungkapkan kriteria capres dan cawapres ideal versi Muhammadiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski Pilpres 2024 masih cukup lama, tetapi persaingan menuju ke sana sudah dimulai. Sejumlah partai sudah memanaskan mesin politiknya dan mengumumkan siapa capres yang akan diusung di Pilpres 2024. Muhammadiyah sebagai salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia punya kriteria capres dan cawapres ideal, dan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir membocorkan rahasianya.

Menurut Prof Haedar, kriteria capres dan cawapres ideal versi Muhammadiyah adalah sosok negarawan yang berdiri di atas semua golongan. “Secara umum calon presiden itu, siapapun yang nanti jadi presiden dan wakil presiden, dia kepala pimpinan eksekutif dan kepala negara. Dalam konteks kepala negara, dia harus menjadi milik semua golongan," kata Haedar usai berdialog dengan pimpinan media massa nasional, Kamis (22/6/2023).

Baca Juga

Jadi bagaimana pun dicalonkan dan mungkin capres tersebut nanti mungkin berkoalisi, menurut Haedar, capres tersebut harus menjadi negarawan, mengutamakan kepentingan politik kebangsaan dan kenegarawanan. "Jangan lagi bahwa kalau dari partai politik pendukungnya, maka hanya mengurus urusan yang jadi pendukungnya. Jadi ini penting ke depan,” kata Haedar seperti dinukil dari situs resmi Muhammadiyah.

Sebagai seorang pemimpin negara, Haedar menekankan agar calon tersebut berorientasi pada Pancasila, UUD 1945, dan cita-cita kenegaraan. Selain itu, calon tersebut juga harus menjadi tokoh yang mampu menggerakkan kemajuan Indonesia di berbagai sektor.

“Itu harus jadi patokan dan mereka harus menjadi figur dan sekaligus membawa kemajuan Indonesia di tengah persaingan regional dan global yang kemajuan itu bukan saja bersifat pragmatis, ekonomi, politik, demokrasi semata, tapi kemajuan yang bersifat menyeluruh,” ucap dia.

Saat ini belum ada kriteria khusus dari Muhammadiyah soal siapa calon yang memenuhi kriteria tersebut. Sebab siapa pun yang berjiwa negarawan dan mengutamakan kepentingan semua golongan layak untuk menjadi seorang pemimpin Indonesia.

“Kita tidak ingin masuk pada kriteria, tapi pesan moral yang besar adalah kata kuncinya harus menjadi negarawan. Boleh dalam kontestasi politik mereka menjadi politisi tapi begitu terpilih, dia harus jadi negarawan. Tapi untuk jadi negarawan kan harus dimulai dari sekarang,” ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement