REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Yogyakarta memprediksi terjadinya gelombang tinggi hingga sangat tinggi di perairan DIY dalam tiga hari kedepan. Prediksi hasil analisis dinamika atmosfer yang diperkirakan dapat terjadi pada 12-14 Juli 2023.
BMKG mengidentifikasi adanya pusat tekanan rendah di Samudra Pasifik sebelah timur Filipina, perairan Natuna, dan Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera. Tekanan rendah tersebut membentuk daerah belokan angin (shearline) di Selat Karimata.
Dengan begitu, pola angin di wilayah Pulau Jawa, khususnya DIY bertiup angin dari arah timur dengan kecepatan berkisar 40–50 kilometer per jam. Hal ini berpotensi menyebabkan gelombang tinggi hingga sangat tinggi di perairan selatan DIY.
"Sehingga perlu diwaspadai potensi gelombang tinggi-sangat tinggi di perairan Yogyakarta," kata Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono.
Pihaknya juga mengidentifikasi dari data analisis terkini profil vertikal kelembaban udara pada ketinggian 1,5–5,5 kilometer (level 850-500 mb) berkisar antara 50–70 persen (cukup kering). Hal ini juga menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan menjadi semakin kecil.
Meskipun demikian, Warjono menyebut pertumbuhan awan hujan masih dapat terjadi. Terutama pada daerah pegunungan yang terdapat di wilayah DIY bagian utara.
Berdasarkan analisis data tersebut, pihaknya memperkirakan adanya potensi hujan di DIY pada 12–13 Juli. Sedangkan, kondisi cuaca pada 14 Juli diprediksi cerah berawan.
Warjono menjelaskan, pada 12 Juli berpotensi hujan ringan di Kabupaten Sleman bagian utara dan Kabupaten Kulonprogo bagian utara. Begitu pun pada 13 Juli juga berpotensi terjadinya hujan ringan di beberapa wilayah di DIY.
"Pada 13 Juli 2023 juga ada potensi hujan ringan di Sleman bagian utara dan Kulonprogo bagian utara," ujarnya.