Kamis 20 Jul 2023 16:24 WIB

AHY Nilai Demokrasi Indonesia Mengalami Kemunduran

Ia mengusulkan gagasan jalur politik jalan tengah.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Fernan Rahadi
Agus Harimurti Yudhoyono
Foto: Humas UGM
Agus Harimurti Yudhoyono

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, atau akrab disapa dengan nama AHY diundang menjadi pembicara dalam talkshow Fisipol Leadership Forum yang bertajuk Mampukah Kita Selamatkan Demokrasi di Indonesia, Kamis (20/7/2023) di ruang Auditorium Mandiri Fisipol UGM.

Di hadapan tiga panelis yang terdiri dari dosen dan mahasiswa UGM yang dihadiri para civitas academica, AHY menegaskan pesta demokrasi pemilu 2024 akan berlangsung kurang dari tujuh bulan lagi menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas demokrasi menjadi lebih baik.

"Kita harapkan demokrasi kita semakin baik, karena demokrasi sebuah perjalanan panjang sebagai sebuah bangsa untuk meuwjukan Indoensai semakin maju dan sejahtera," kata AHY.

Meski demikian dalam dalam satu dekade ini, AHY menyampaikan beberapa data laporan mengenai penurunan kualitas demokrasi di Indonesia dengan menurunnya peringkat  indeks persepsi korupsi, maraknya politik uang dan polarisasi di masyarakat dalam menanggapi perbedaan pilihan atas calon pemimpin.

"Politik dan demokrasi kita makin runyam dengan banyaknya informasi hoaks, black campaign, hingga pembunuhan karakter seseorang dalam sekejap,” katanya.

Ia pun mengusulkan gagasan jalur politik jalan tengah dengan mengedepankan semangat moderat dan bermartabat. "Kita harus kembali ke semangat politik yang bermartabat. Mudah-mudahan politik dan pemilu kita tidak terpolarisasi ekstrem dan terjadi benturan sesama anak bangsa sendiri,” paparnya.

AHY menyebutkan salah satu kemunduran demokrasi kita selama beberapa kali penyelenggaraan pemilu saat ini banyak dari calon pemimpin dan kepala daerah serta anggota legislatif yang terpilih didominasi dari mereka yang memiliki banyak uang. Padahal menurutnya layaknya seorang pemimpin dinilai dari sisi kapasitas, integritas dan kapabilitas.

"Demokrasi kita tidak didesain untuk memilih pemimpin terbaik tapi menjadi kontestasi isi tas. Kita berharap ke depan kita bisa membangun SDM dari calon pemimpin kita bukan yang punya isi tas tapi memilih yang memiliki kapasitas. Jangan sampai putra-putra terbaik gugur duluan karena tidak bisa membeli suara," katanya.

Dekan Fisipol Universitas Gadjah Mada Wawan Mas'udi mengatakan kegiatan Fisipol Leadership Forum bertujuan untuk menggali pemikiran dan gagasan serta program para calon pemimpin. Wawan menyebutkan sebelumnya, pihaknya sudah mengundang beberapa tokoh seperti Ridwan Kamil, Muhaimin Iskandar, Yenny Wahid, hingga tim perencanaan dan pembangunan Ibu Kota Nusantara.

"Kita nantinya berharap juga para calon capres dan cawapres juga mau diajak diskusi dan adu debat program di sini," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement