Rabu 26 Jul 2023 11:29 WIB

TPS Sementara di Cangkringan Ditolak Warga, Pemkab Sleman Cari Alternatif Lokasi Lain

Kemungkinan lokasi yang dipilih tetap akan di Kapanewon Cangkringan.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Yusuf Assidiq
Warga menebang pohon di lokasi yang rencananya untuk tempat pembuangan akhir (TPA) sampah sementara, Dusun Karanggeneng, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Selasa (25/7/2023).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Warga menebang pohon di lokasi yang rencananya untuk tempat pembuangan akhir (TPA) sampah sementara, Dusun Karanggeneng, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Selasa (25/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Warga Umbulharjo, Cangkringan, menolak daerahnya dijadikan tempat pembuangan sampah (TPS) sementara. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman, Epiphana Kristiyani, mengatakan pihaknya akan berupaya mencari lokasi lain.

"Kalau masyarakat menolak ya kami paham. Jadi nggak apa-apa kita sekarang berupaya cari tempat lain yang bisa kita titipi," kata Epiphana, Rabu (26/7/2023).

Epiphana mengatakan kemungkinan lokasi yang dipilih tetap akan di Kapanewon Cangkringan. Hal tersebut didasarkan pada pernyataan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X yang menyediakan lahan di wilayah Cangkringan.

"Kan Ngarso Dalem menyediakan di Cangkringan tho? Iya nanti kita mungkin akan lihat di Cangkringan, di tempat yang lain (lebih jauh dari Umbulharjo)," ujarnya.

Namun, ia mengatakan tak menutup kemungkinan lokasi tempat pembuangan sampah sementara di kapanewon lain. Namun jika harus mencari tempat lain, menurutnya tantangan yang dihadapi jauh lebih sulit, sebab juga harus memperhatikan dampak sosial yang muncul.

"Tapi kalau Kapanewon lain nanti sosialisasi ke masyarakatnya itu agak susah. Karena kita sudah memulai di Cangkringan memang. Jadi masyarakat sudah terkondisi. Tinggal ini ada benturan atau tidak. Oleh karena itu akan kita cari tempat yg benturannya sekecil mungkin sehingga masyarakat bisa menerima," ungkapnya.

"Karena kalau kami pindah, permasalahannya kan bukan hanya menyelamatkan sampahnya saja tapi bagaimana kita mengelola dampak sosialnya," kata dia.

Epiphana mengakui pihaknya saat ini tak memiliki waktu banyak. Pihaknya harus menyiapkan lahan dalam waktu lima hari sejak TPA Piyungan ditutup pada 23 Juli 2023.

"Paling tidak lima hari kami sudah harus membuat tempat itu. Kalau nggak nanti sampahnya ke mana-mana," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement