REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, mengaku mendapatkan kiriman video berisi kritikan mahasiswa terkait persoalan sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hal itu disampaikan Kustini saat menghadiri acara Pembinaan Kader Pembangunan Manusia, Jumat (28/7/2023).
"Ini saya dikirimi lagu-lagu anak mahasiswa pemerintahannya tidak bisa menangani (soal sampah), mahasiswa ngritik pak gubernur dan bupati se-provinsi DIY. Itu anak-anak mahasiswa mengkritik bisa dibuka di Youtube masing-masing. Padahal kita Sleman DIY nomor 1 sehat se-Indonesia, kita dikritik itu bagaimana," kata Kustini, Jumat.
Ia pun mengajak para kader untuk memilah sampah dari rumah tangga. Ia juga berpesan agar masyarakat bisa memanfaatkan lahan yang mereka miliki untuk menimbun sampah organik untuk dijadikan pupuk.
"Selain kader stunting, kader kesehatan, kader posyandu, jenengan saiki jadi kader sampah. Nanti kerja sama, karena kalau sampah tidak ditangani bareng-bareng nanti Sleman tidak sehat, tidak cantik, dikira nanti jorok," ucapnya.
Kustini mengatakan, jumlah sampah yang dihasilkan Sleman tiap harinya sebanyak 300 ton. Dengan ditutupnya TPA Piyungan, ia mengajak masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran untuk mengurangi sampah.
"Karena Piyungan ini ditutup, biasanya kita terlena dibuang ke sana dengan bayar nggak mikir, ini sekarang ditutup menjadi momok kita bersama saya mohon bantuan panjenengan untuk pemilahan," ucapnya.
Sultan minta Sleman kelola sampahnya sendiri..