Selasa 01 Aug 2023 13:42 WIB

Gubernur Khofifah Minta Peningkatan Produksi Pangan Dipertahankan

Khofifah menekankan perhatian pada tiga wilayah penghasil padi.

Ketua umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa menyampaikan tausiah saat peringatan Harlah ke-77 Muslimat NU di Alun-alun Kota Temanggung, Jawa Tengah, Ahad (28/5/2023). Harlah yang dihadiri ribuan anggota Muslimat NU tersebut mengusung tema Menguatkan Peran Muslimat NU dalam Membangun Peradaban.
Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Ketua umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa menyampaikan tausiah saat peringatan Harlah ke-77 Muslimat NU di Alun-alun Kota Temanggung, Jawa Tengah, Ahad (28/5/2023). Harlah yang dihadiri ribuan anggota Muslimat NU tersebut mengusung tema Menguatkan Peran Muslimat NU dalam Membangun Peradaban.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa meminta peningkatan produksi pangan selama beberapa tahun terakhir tetap dipertahankan di tengah ancaman fenomena alam El Nino.

"Saya minta kepada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Dinas Energi Sumber Daya Manusia Pemerintah Provinsi Jatim dan pihak terkait untuk menyiapkan mitigasi dan antisipasi El Nino," kata Khofifah melalui keterangan tertulis di Surabaya, Senin (1/8/2023).

Baca Juga

Mantan menteri sosial itu mengingatkan kekeringan sudah terjadi di berbagai daerah.

"Jangan sampai kemudian berdampak pada produksi pertanian kita, terutama padi. Oleh karena itu, saya minta antisipasi dikoordinasikan untuk bisa memetakan daerah mana yang membutuhkan tambahan dukungan irigasi," ujarnya.

Untuk saat ini, mantan menteri sosial RI itu menekankan perhatian pada tiga wilayah penghasil padi tertinggi, yakni Lamongan, Ngawi, serta Bojonegoro.

"Jika di lapangan tidak memungkinkan menggunakan aliran air sungai atau sumber air yang ada, pemerintah bisa menggunakan sumur-sumur bor di sawah seperti yang telah dilakukan di Kabupaten Ngawi," katanya.

Khofifah lebih jauh mengajak seluruh elemen untuk belajar dari pengalaman saat pandemi virus corona (COVID-19). Saat itu meski di tengah krisis, produksi padi Jatim merupakan yang tertinggi di Indonesia pada 2020 hingga 2022.

"Maka ini menjadi pembelajaran yang baik bagi kita semua. Agar kemudian kita bisa belajar dari best practice pada tahun-tahun itu," katanya.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim menargetkan produksi padi pada 2023 mencapai 10,5 juta ton gabah kering giling (GKG), meningkat dari produksi tahun 2022 yang mencapai 9,53 juta ton GKG.

Pemprov Jatim terus mendorong petani untuk meningkatkan produktivitas.

Saat ini rata-rata produktivitas padi petani di wilayah Jatim masih sekitar 5,6 ton GKG per hektare. Sementara petani di Kabupaten Ngawi sudah memenuhi produktivitas 7-8 ton per hektare.

Gubernur Khofifah menilai jika petani mampu meningkatkan produksinya 0,5 persen menjadi sekitar 6 ton per hektare, maka target produksi padi 10,5 juta pada 2023 bukan hal sulit untuk dicapai.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement