Selasa 29 Aug 2023 13:05 WIB

Batas Kecepatan Berkendara untuk Tekan Lakalantas, Begini Penjelasan Pakar UMY

Kecelakaan lalu lintas dapat disebabkan oleh beberapa faktor.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Lalu-lintas saat jelang Maghrib di Tugu Pal Putih, Yogyakarta.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Lalu-lintas saat jelang Maghrib di Tugu Pal Putih, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Upaya Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menguatkan peraturan mengenai batas kecepatan berkendara dianggap tepat untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas.

Apalagi berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dari 2019 hingga 2021, Indonesia mengalami peningkatan kecelakaan lalu lintas dan menyentuh angka 103.645 kejadian pada 2021. Indonesia termasuk negara Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) yang memiliki tingkat kematian tergolong tinggi akibat kecelakaan berkendara di jalan.

Ahli Teknik Sipil dan Keselamatan Jalan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Dr Noor Mahmudah menyampaikan, bahwa kecelakaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor.

"Adapun kecelakaan terjadi dikarenakan beberapa faktor, yakni kesalahan manusia, faktor struktur, dan kelengkapan informasi dan penerangan jalan, faktor kendaraan itu sendiri, dan lainnya," ujar Noor yang merupakan ketua Road Traffic Safety Summer School UMY 2023, Selasa (29/8/2023).

Noor, yang merupakan ketua Tim Erasmus+CBHE Asiasafe Project UMY ini juga menyampaikan di Yogyakarta sendiri, sudah menerapkan batas kecepatan maksimal untuk berkendara.

"Dinas Perhubungan (Dishub) Yogyakarta menguatkan peraturan mengenai batas kecepatan maksimal berkendara. Hal ini pula yang diharapkan mendorong penurunannya angka kecelakan lalu lintas di Yogyakarta. Dari pemda sudah memberikan dukungan, maka dari itu peran kita dibutuhkan untuk ikut menyukseskan hal ini,” kata Noor.

Melalui acara Road Traffic Safety Summer School 2023 yang berkolaborasi dengan Erasmus+ Programme of The European Union, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bersama beberapa perguruan tinggi di Indonesia dan Portugal melakukan diskusi mengenai keselamatan berlalu lintas.

Road Traffic Safety Summer School 2023 diselenggarakan sejak Senin (28/8/2023) hingga Jumat (8/9/2023) dan dihadiri 19 peserta yang berasal dari Universidade do Porto Portugal, UMY, Universitas Gadjah Mada, dan Institut Teknologi Bandung.

Rangkaian acara dimulai dengan pemaparan materi dua keynote speaker dari UGM dan perwakilan The Asiasafe Project and European. Kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama di dalam kelas-kelas yang diikuti oleh ke-19 peserta selama dua pekan ke depan.

Erasmus+ Project Team Leader UGM Prof Siti Markhamah dalam pemaparan materinya pada Senin (28/8/2023) di ruang Amphitheatre Gedung Pascasarjana UMY menyebutkan, berdasarkan data Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas Polri), kecelakaan lalu lintas di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.

“Indonesia dengan populasinya yang banyak, menambah angka kecelakaan lalu lintas tiap tahunnya. Sepeda motor adalah kendaraan yang paling banyak mengalami kecelakaan lalu lintas dari tahun ke tahun berdasarkan data Korlantas Polri,” ujar Siti.

Prof Siti juga merekomendasikan manajemen keselamatan berlalu lintas harus diperbaiki dan dikembangkan secara lebih masif. Di antaranya dengan mengembangkan manajemen keselamatan berlalu lintas dengan mengenali sifat dan karakter pengendara.

Kemudian mengedukasi generasi muda untuk menerapkan konsep keselamatan dalam berlalu lintas dan menindaklanjuti Rencana Umum Nasional Keselamatan Jalan 2011-2035 perlu dilakukan oleh semua pihak.

Tidak hanya pemateri dari Indonesia, Road Traffic Safety Summer School 2023 kali ini mendatangkan pemateri dari perwakilan The Asiasafe Project and European, Prof Sara Ferreira. Dalam pemaparan materinya Prof Sara menegaskan perihal program Vision Zero terhadap kecelakaan berlalu lintas.

“Kita harus menggencarkan program Vision Zero terhadap kecelakaan lalu lintas ini guna menekan angka kematian yang diakibatkan oleh kecelakaan berlalu lintas. Dengan memegang teguh tujuan akhir pada 2050 dengan nol kecelakaan,” ujar Sara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement