Selasa 19 Sep 2023 21:50 WIB

Sumbu Filosofi Jadi Warisan Dunia, DPRD DIY: Jadi Daya Tarik Masyarakat Dunia

Huda menuturkan bahwa penetapan ini akan berdampak kepada sektor ekonomi.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Pemandangan Tugu Pal Putih saat senja di Yogyakarta, Selasa (9/8/2022). Kawasan Tugu Pal Putih menjadi salah satu primadona pengunjung menghabiskan saat senja. Tugu Pal Putih Merupakan bagian dalam sumbu filosofis Yogyakarta, sebuah jalan atau garis membentang lurus yang menghubungkan Tugu Pal Putih, Malioboro, Keraton Yogyakarta, dan Panggung Krapyak. Garis membentang lurus itu merupakan garis imajiner memiliki makna mendalam.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pemandangan Tugu Pal Putih saat senja di Yogyakarta, Selasa (9/8/2022). Kawasan Tugu Pal Putih menjadi salah satu primadona pengunjung menghabiskan saat senja. Tugu Pal Putih Merupakan bagian dalam sumbu filosofis Yogyakarta, sebuah jalan atau garis membentang lurus yang menghubungkan Tugu Pal Putih, Malioboro, Keraton Yogyakarta, dan Panggung Krapyak. Garis membentang lurus itu merupakan garis imajiner memiliki makna mendalam.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ditetapkannya Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Dunia oleh Unesco dinilai berdampak besar bagi DIY. Terutama di bidang pariwisata, yang mana dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat dunia untuk datang ke DIY.

Hal ini disampaikan Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Selasa (19/9/2023). Menurut Huda, dengan ditetapkannya Sumbu Filosofi Yogyakarta ini sebagai salah satu Warisan Dunia dari Indonesia, dapat meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke DIY.

Baca Juga

"Bisa menjadi daya tarik bagi masyarakat dunia, tidak mudah sama sekali untuk ditetapkan sebagai Warisan Dunia Unesco. Makanya saya mengucapkan terimakasih kepada teman-teman dari Pemda DIY yang sudah bekerja keras, dan saya sangat mengapresiasi. Ini proses semuanya tidak mudah," kata Huda di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Selasa (19/9/2023).

"Yang jelas, kami yakin akan ada kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara di Yogyakarta untuk melihat Warisan Dunia yang ditetapkan Unesco," lanjut Huda.

Huda menuturkan bahwa penetapan ini juga akan berdampak kepada sektor ekonomi. Pasalnya, dengan diprediksinya akan ada peningkatan wisatawan, tentu juga berdampak kepada peningkatan perekonomian masyarakat.

Terlebih, perekonomian DIY sebagian besarnya bergantung kepada sektor pariwisata. Melalui ditetapkannya Sumbu Filosofi Yogyakarta ini sebagai Warisan Budaya Dunia, Huda berharap seluruh pihak dapat mempertahankan status ini, dan menjaganya sebagai salah satu cagar budaya di DIY.

"Imbas pariwisatanya, imbasnya kesejahteraan bagi masyarakat Yogya akan sangat besar. Tidak hanya ini ditetapkan sebagai Warisan Dunia, tapi juga imbasnya menjadi tujuan wisata, itu yang kita harapkan bersama. Itu yang kemudian mempertahankan ini juga tidak mudah," jelas Huda.

Seperti diketahui, Unesco telah menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta menjadi Warisan Budaya Dunia dalam Sidang ke-45 Komite Warisan Dunia atau World Heritage Committee (WHC) di Riyadh Arab Saudi, Senin (18/9/2023). Penetapan ini menambah daftar Warisan Dunia dari Indonesia yang diakui Unesco.

Sumbu Filosofi Yogyakarta yang dalam Daftar Warisan Dunia Unesco bertajuk lengkap the Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks, diakui sebagai warisan dunia karena dinilai memiliki arti penting secara universal.

Dengan ditambahnya Sumbu Filosofi menjadi warisan dunia, maka saat ini ada 10 warisan dunia dari Indonesia. Dari 10 warisan dunia ini, lima diantaranya merupakan warisan budaya dan lima lainnya merupakan warisan alam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement