Jumat 19 Apr 2024 20:35 WIB

Pemkot Yogyakarta Diingatkan Jaga Kawasan Sumbu Filosofi, Ini Kata Sultan

Sumbu Filosofi ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya dunia pada 2023.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Irfan Fitrat
Tugu Pal Putih yang menjadi bagian Sumbu Filosofi Yogyakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Tugu Pal Putih yang menjadi bagian Sumbu Filosofi Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengingatkan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta untuk menjaga kawasan Sumbu Filosofi. Apalagi, Sumbu Filosofi sudah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada 2023.

Hampir seluruh kawasan Sumbu Filosofi itu berada di wilayah Kota Yogyakarta. “Dari aspek fisiknya itu, penempatan Kota Yogya menjadi sesuatu yang sangat penting karena objek yang dilindungi sebagian besar berada di sini dan hanya sebagian kecil di Bantul,” kata Sultan, saat menghadiri syawalan di Balai Kota Yogyakarta, Jumat (19/4/2024).

Baca Juga

Sultan pun menekankan satu hal penting lainnya, yaitu filosofi Hamemayu Hayuning Bawana. Sultan mengatakan, filosofi tersebut menorehkan sejarah dunia karena selama ini keputusan terkait warisan budaya dunia oleh UNESCO biasanya selalu berkaitan dengan aspek fisik, seperti bangunan kuno.

“Sedangkan filosofi Hamemayu Hayuning Bawana, yang tersirat dalam Sumbu Filosofi, merupakan keputusan aspek nonfisik yang pertama kalinya di dunia,” ujar Sultan.

Sebagaimana dilansir Pemda DIY, Sumbu Filosofi, yang merupakan konsep tata ruang, dicetuskan pertama kali oleh raja pertama Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada abad ke-18. Konsep tata ruang ini dibuat berdasarkan konsepsi Jawa, dengan bentuk struktur jalan lurus yang membentang antara Panggung Krapyak di sebelah selatan, Kraton Yogyakarta, dan Tugu Yogyakarta di sebelah utara.

Struktur jalan tersebut, berikut beberapa kawasan di sekelilingnya yang penuh simbolisme filosofis, merupakan perwujudan falsafah Jawa tentang keberadaan manusia. Meliputi daur hidup manusia (Sangkan Paraning Dumadi), kehidupan harmonis antarmanusia dan antara manusia dengan alam (Hamemayu Hayuning Bawana), hubungan antara manusia dan Sang Pencipta, serta antara pemimpin dan rakyatnya (Manunggaling Kawula Gusti), serta dunia mikrokosmik dan makrokosmik.

Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo menyampaikan komitmen pemkot untuk untuk menjaga kawasan Sumbu Filosofi. “Kami akan jaga betul, tidak hanya dari aspek fisiknya, tetapi juga nilainya,” ujar dia.

Menurut Singgih, Pemkot Yogyakarta juga tengah menyelesaikan berbagai regulasi yang akan dijadikan pedoman dalam pelestarian Sumbu Filosofi. Terutama menyangkut cara pelestarian, kewenangan pemerintah, dan pelaku usaha di kawasan tersebut, serta masyarakat secara luas. “Termasuk juga di dalamnya terkait pembentukan organisasi atau lembaga untuk memperlancar pelestarian,” kata Singgih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement