Rabu 20 Sep 2023 22:37 WIB

Pertamina Patra Niaga JBT Kembali Konservasi Pantai Selatan Cilacap

Pertamina berkomitmen menjaga kelestarian alam.

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Erdy Nasrul
Sejumlah tukik penyu lekang (Lepidochelys Olivacea) yang dilepasliarkan di kawasan pantai Sodong, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah pada kegiatan konservasi Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah (JBT), Selasa (19/9).
Foto: Dok.Pertamina
Sejumlah tukik penyu lekang (Lepidochelys Olivacea) yang dilepasliarkan di kawasan pantai Sodong, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah pada kegiatan konservasi Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah (JBT), Selasa (19/9).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah (JBT) turut menjaga keseimbangan ekosistem laut kawasan Pantai Sodong, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Melalui Fuel Terminal (FT) Maos, Pertamina melakukan pelepasliaran tukik penyu lekang (Lepidochelys Olivacea) di kawasan pantai Sodong, Selasa (19/9).

Baca Juga

Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility Pertamina Patra Niaga JBT, Brasto Galih Nugroho mengatakan, sebanyak 297 ekor tukik penyu lekang dilepasliarkan dalam kegiatan kemarin," ungkap di Semarang, Rabu (20/9).

Menurutnya, pelepasliaran tukik penyu lekang ini dilakukan secara rutin dan berkesinambungan untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut selatan Cilacap tersebut.

Ratusan tukik penyu lekang tersebut berasal dari telur penyu yang ditemukan di sekitar pantai Sodong oleh para relawan dan pegiat konservasi lingjungan.

Kemudian telur dibawa ke Balai  Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap  untuk ditetaskan menggunakan metode sarang semi alami, hingga menjadi tukik yang siap dilepasliarkan.

"Telur penyu lekang banyak ditemukan di pesisir pantai selatan Jawa dan biasanya jamak ditemukan di bulan April hingga Agustus, saat musim penyu ini bertelur," lanjutnya.

Puluhan telur penyu tersebut kemudian diselamatkan oleh Balai Konservasi Penyu Nagaraja, Cilacap untuk ditetaskan dan kemudian disiapkan selama 47 hari sebelum kemudian dilepasliarkan kembali ke laut.

Balai Konservasi Penyu Nagaraja yang dibentuk melalui insiasi program Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina Fuel Terminal Maos telah berdiri sejak tahun 2019.

"Hingga saat ini, balai konservasi tersebut telah melepasliarkan sedikitnya 1.699 tukik kembali ke habitatnya, di laut selatan Jawa," jelas Brasto.

Fuel Terminal Manager Maos, Yulian Ari Pyandani Amril menambahkan, bersamaan kegiatan pelepsliaran tukik, Selasa kemarin, juga dilaksanakan penanaman 200 pohon mangrove dan 100 pohon kayu putih.

Lokasi penanaman berada di blok Konservasi Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Selok, wilayah Desa Karangbenda, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap.

Lebih lanjut, Yulian menyampaikan, Balai Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap menjadi komitmen FT Maos dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut.

Demikian pula, lokasi TWA Gunung Selok dipilih dengan pertimbangan untuk mengembalikan fungsi lahan yang sebelumnya digunakan masyarakat sebagai lahan tambak.

"Kini kawasan ini telah berubah sebagai lahan konservasi yang telah ditetapkan oleh Balai Konsrvasi Sumber Daya Alam (BKSDA) sebelumnya,” ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement