Ahad 24 Sep 2023 08:51 WIB

Operasi Pasar Digencarkan di Trenggalek, Harga Beras Berangsur Turun

Harga beras pada 20 September terpantau Rp 10.900 per kg.

Warga antre membeli beras saat Operasi Pasar Beras (ilustrasi)
Foto: Edi Yusuf/Republika
Warga antre membeli beras saat Operasi Pasar Beras (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TRENGGALEK -- Harga komoditas beras di sejumlah pasar tradisional dan toko pengecer di wilayah Kabupaten Trenggalek, Jatim, saat ini berangsur turun. Hal ini seiring digelarnya operasi pasar beras murah oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) setempat dalam kurun beberapa pekan terakhir.

"Alhamdulillah sekarang mulai stabil di angka Rp 10.900 per kilogram untuk jenis beras medium. Padahal sebelumnya sempat melambung di atas Rp 12 ribu bahkan sempat tembus Rp 13 ribu per kilogram," kata Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (Komidag) Trenggalek, Saniran.

Keberhasilan Trenggalek dalam menahan, bahkan menurunkan atau menyetabilkan harga beras di pasaran, menempatkan daerah yang sempat menyandang status daerah miskin dan sempat masuk program IDT (inpres daerah tertinggal) ini masuk 10 kabupaten/kota dengan harga beras terendah di Jatim.

"Ya, bahkan kita masuk sepuluh terendah di Jatim pada 20 September kemarin," ujarnya. Dijelaskan, harga beras di Trenggalek pada 20 September terpantau Rp 10.900 per kg.

Adapun harga eceran tertinggi ada di Kabupaten Sampang, yakni sebesar Rp 13 ribu per kg. Sementara rata-rata harga beras di Jatim di kisaran Rp 11.455 per kg. Harga itu masih bertahan per 22 September.

"Jadi masih stabil, masuk 10 terendah di Jatim," katanya. Merujuk data https://siskaperbapo.jatimprov.go.id/, kenaikan harga beras itu terjadi pada kisaran akhir Agustus.

Pasalnya pada awal Agustus, harga beras kualitas medium di Trenggalek terpantau Rp 10 ribu per kg. Kenaikan terlihat pada 31 Agustus dengan harga Rp 11.250 per kg.

"Kemudian pada 31 Agustus kita lakukan operasi pasar dengan sasaran Pasar Basah, Pasar Subuh, dan Pasar Bendo dengan jumlah masing-masing 250 pak. Kemasan lima kg," ujar Saniran.

Dalam operasi pasar yang diselenggarakan bersama Perum Bulog itu, katanya, menjual Harga Eceran Tertinggi (HET) dari Bulog ke pengecer Rp 8.800 per kg atau Rp 44 ribu per kemasan lima kg.

Kemudian HET dari pengecer ke konsumen Rp 9.450 per kg atau Rp 47.250 per kg mengacu harga saat itu. Awal bulan pasca operasi, harga beras kembali turun Rp 9.450 per kg.

Namun fluktuasi harga yang melambung memaksa pemerintah daerah untuk melakukan operasi pasar lagi pada 7 September dengan jumlah sama. Penambahan jumlah komoditas dalam operasi pasar selanjutnya dilakukan karena harga cenderung naik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement