Senin 02 Oct 2023 19:59 WIB

Momen Haru di Unisa Yogyakarta, Orangtua Wakili Wisuda Putranya yang Meninggal

Almarhum lulus pada Agustus 2023 dengan pujian atau cumlaude.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Rektor Unisa Yogyakarta, Warsiti, memberikan ijazah kepada orang tua salah satu mahasiswa yang sudah meninggal dunia.
Foto: Dokumen
Rektor Unisa Yogyakarta, Warsiti, memberikan ijazah kepada orang tua salah satu mahasiswa yang sudah meninggal dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Momen mengharukan terjadi saat pelaksanaan wisuda Universitas 'Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta yang berlangsung di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan Unisa Yogyakarta, Sleman, Sabtu (30/9/2023) lalu. Dalam proses wisuda tersebut, diberikan penghormatan kepada salah satu mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi yang telah meninggal dunia, Lintang Ramadhan.

Penghormatan dilakukan dengan pemberian ijazah yang diwakili oleh kedua orangtua almarhum. Penyerahan ijazah ini dilakukan Rektor Unisa Yogyakarta, Warsiti.  

"Ijazah Lintang (diserahkan) kepada orangtuanya sebagai tanda penghargaan atas dedikasi dan perjuangan anak mereka dalam menyelesaikan pendidikan di Unisa Yogyakarta," Kata Kepala Biro Humas dan Protokol Unisa Yogyakarta, Sinta Maharani.

Sembari membawa sebuah foto almarhum, kedua orangtua almarhum menerima ijazah dengan ikhlas hingga tak sanggup menahan air mata. Mereka menerima penghargaan ini sebagai bentuk cinta dan kenangan abadi terhadap putranya yang telah berusaha keras untuk mencapai gelar sarjana.

"Momen mengharukan ini mengingatkan kita semua tentang pentingnya dukungan keluarga dalam perjalanan pendidikan dan betapa berharganya setiap pencapaian. Unisa dan seluruh hadirin turut berduka atas kepergian Lintang, namun momen ini juga menjadi pengingat tentang semangat dan inspirasi yang dapat diambil dari perjuangan seorang mahasiswa yang tekun dalam meraih ilmu," kata Sinta.

Almarhum lulus pada Agustus 2023 dengan pujian atau cumlaude. Sinta mengatakan, almarhum melahirkan banyak karya audio visual selama menempuh pendidikan di Unisa Yogyakarta.

"Seperti kemegahan Dusun Karang dari kegiatan KKN, video profil Prodi Ilmu Komunikasi, dan editor film dokumenter Pak AR Fachrudin, kerap menjadi pemeran video profil universitas, harmonikasa, dan aktif di kegiatan himpunan mahasiswa," ungkapnya.

Bahkan, karya terakhir almarhum terdaftar dalam seminar internasional UMY Grace 2023. Namun, Lintang meninggal dunia karena kecelakaan sebelum sempat berpartisipasi dalam seminar itu.

Dari momen itu, kata Sinta, Unisa Yogyakarta juga menegaskan komitmennya untuk selalu menghormati dan mengapresiasi setiap mahasiswa, bahkan setelah mereka tidak lagi berada di antara kita.

"Semoga semangat dan dedikasi almarhum Lintang terus memberikan inspirasi bagi semua mahasiswa Unisa Yogyakarta dalam menghadapi perjuangan akademik mereka," jelasnya.

Proses wisuda yang digelar di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan Unisa Yogyakarta ini merupakan yang pertama kalinya, mengingat sebagian besar pembangunannya baru saja diselesaikan, meski belum 100 persen.

Setidaknya, ada 784 lulusan yang dilepas Unisa Yogyakarta dalam proses wisuda tersebut. Warsiti mengatakan, dari ratusan lulusan itu, 78,7 persen diantaranya berhasil meraih predikat cumlaude, yang menunjukkan dedikasi tinggi dan kerja keras mahasiswa selama menjalani perkuliahan.

Tidak hanya itu, sebaran Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lulusan juga menunjukkan kualitas pendidikan yang tinggi di Unisa Yogyakarta. Untuk program pascasarjana, IPK rata-rata lulusan mencapai 3,88 dan sementara untuk sarjana mencapai rata-rata IPK 3,38, sedangkan diploma dengan rata-rata IPK 3,78.

"Unisa juga berhasil menarik perhatian 2.500 mahasiswa baru yang bergabung, menandakan reputasi yang baik dan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas pendidikan di Unisa," kata Warsiti.

Dalam kegiatan tersebut juga turut hadir Kepala LLDIKTI Wilayah V, Aris Junaidi. Aris menuturkan wisuda merupakan momen yang sangat penting dalam perjalanan akademik, di mana para lulusan mempertanggungjawabkan gelar mereka secara moral dan intelektual.

Aris pun mengingatkan para lulusan Unisa Yogyakarta bahwa wisuda hanyalah awal dari perjuangan mereka, terutama saat memasuki dunia kerja yang sesungguhnya. Di dalamnya, kata Aris, diperlukan keuletan yang tinggi dan semangat juang yang kuat yang akan menentukan masa depan.

Aris juga menekankan kepada lulusan terkait keterampilan yang harus dimiliki untuk sukses di dunia nyata. Mulai dari keterampilan dalam pemecahan masalah, kemampuan bekerja dalam tim dengan baik, etika kinerja yang tinggi, kemampuan menganalisis untuk pengambilan keputusan yang tepat, dan keterampilan komunikasi yang efektif untuk menjual ide-ide.

"Juga pentingnya menjadi pembelajar sepanjang hayat. Para lulusan diharapkan untuk terus berjuang untuk mengembangkan diri, dan selalu mencari peluang untuk belajar dan tumbuh," ujarnya.

Tidak hanya itu, Aris juga mendorong hubungan yang baik antara lulusan dan pihak kampus. Para lulusan, katanya, harus menjaga hubungan baik dengan universitas, mendukung kegiatan universitas, dan memberikan masukan, serta umpan balik yang konstruktif dalam rangka mengembangkan dan memajukan universitas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement