Selasa 03 Oct 2023 09:10 WIB

Seribu Lebih Prajurit TNI di Yogya Membatik, Pecahkan Rekor Muri

Sembari membatik, petugas Muri menghitung satu per satu prajurit yang membatik.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Lebih dari seribu prajurit TNI memecahkan rekor Muri dengan membatik massal pada acara Karnaval Abhinaya Abyakta Batik Jogja 2nd Series 2023 dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Yogyakarta, Senin (2/10/2023).
Foto: Penrem 072 Pamungkas
Lebih dari seribu prajurit TNI memecahkan rekor Muri dengan membatik massal pada acara Karnaval Abhinaya Abyakta Batik Jogja 2nd Series 2023 dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Yogyakarta, Senin (2/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ribuan prajurit TNI memecahkan rekor Muri dengan membatik massal, Senin (02/10) pada acara Karnaval Abhinaya Abyakta Batik Jogja 2nd Series 2023. Membatik massal ini dilakukan oleh gabungan prajurit TNI AD, AL, dan AU di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Yogyakarta dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional.

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober 2023 kemarin. Abhinaya Abyakta Batik Jogja 2nd Series 2023 ini diselenggarakan atas kerja sama antara Pemda DIY, TNI, komunitas seniman, industri perhotelan, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.  

Membatik massal ini dilakukan di tengah jalan oleh para prajurit TNI dengan duduk berkelompok, yang masing-masing kelompok terdiri dari empat orang. Masing-masing kelompok ini dilengkapi dengan selembar kain putih berukuran 50x50 sentimeter bermotif burung Phoenix.

Tiap kelompok juga disediakan satu kompor dengan cairan malam dalam wajan kecil, dan masing-masing prajurit memegang canting. Aktivitas membatik massal tersebut berlangsung sekitar 45 menit.

Sembari membatik, petugas Muri menghitung satu per satu prajurit yang membatik, dan memastikan para prajurit ini betul-betul membatik. Dari membatik massal ini, Muri mencatatnya sebagai rekor ke 11.264.

Sekda DIY, Beny Suharsono pun menilai bahwa kegiatan tersebut sangat istimewa. Sebab, bertepatan dengan tanggal 2 Oktober pada 2009 lalu, batik Indonesia ditetapkan sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi dari UNESCO, sekaligus diperingati sebagai Hari Batik Nasional.

“DIY telah memiliki tiga warisan budaya tak benda yang diakui UNESCO, yaitu keris, wayang dan batik. Untuk itu, menjadi tugas kita bersama untuk mengaktualisasi warisan budaya tak benda menjadi sebentuk etos atau karya, dalam berbagai bentuk dan media,” kata Beny.

Beny juga mengatakan, transformasi dari mitos menjadi etos, dari tataran filosofi ke ranah praksis merupakan upaya pelestarian sekaligus pemberdayaan budaya. Tanpa ada upaya transformasi, katanya, budaya akan mengalami kemunduran, dan pada akhirnya sirna dari peradaban.

“Mari bersama kita lestarikan batik sebagai warisan budaya, agar eksistensinya terus terjaga,” ucap Beny.

Komandan Korem 072/Pamungkas, Brigjen TNI Joko Purnomo pun mengaku bangga dengan pencatatan rekor Muri tersebut. Kegiatan ini juga dinilainya dalam rangka untuk melestarikan batik sebagai warisan dunia.

"Kita kirim 1.001 prajurit di event ini untuk mendukung pencatatan rekor Muri. Kita kukuhkan kembali batik sebagai kekayaan bangsa kita dan kita sosialisasikan ke masyarakat," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement