Selasa 21 Oct 2025 17:52 WIB

Game Anak Karya Siswi SMAN 5 Yogya Lolos Final Festival Inovasi Siswa Nasional 2025

'Berkisah' hadir dalam game Hardboks teatrikal dan aplikasi online.

Dua siswi SMAN 5 Yogyakarta Desak Nalla Nanda Karenzha dan Meutia Aulia Tsany Iskandar yang akan mewakili DIY di Final FIKSI 2025 di Jakarta, 26-31 Oktober mendatang, bersama anak-anak TK Karangkajen.
Foto: dokpri
Dua siswi SMAN 5 Yogyakarta Desak Nalla Nanda Karenzha dan Meutia Aulia Tsany Iskandar yang akan mewakili DIY di Final FIKSI 2025 di Jakarta, 26-31 Oktober mendatang, bersama anak-anak TK Karangkajen.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Game edukasi untuk anak berbasis Role Playing Game (RPG) karya dua siswi SMAN 5 Yogyakarta berhasil lolos final Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) yang diselenggaraan Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) 2025. Aplikasi game yang dilabeli “Berkisah” ini dibikin oleh Desak Nalla Nanda Karenzha dan Meutia Aulia Tsany Iskandar. Keduanya siswi kelas XII SMAN 5 Yogyakarta. Mereka akan mewakili DIY di Final FIKSI 2025 di Jakarta, 26-31 Oktober mendatang.

Meutia Tsany Iskandar mengatakan, aplikasi game ini dikembangkan dengan pendekatan metode tetrikal dengan gambar yang menarik dan lucu seperti gambar kelinci, singa, kucing, domba dan gambar lainnya. “Melalui game ini anak-anak bisa langsung bermain peran sesuai tokoh yang mereka mainkan,” ujarnya, Selasa (21/10/2025).

Game ini juga dilengkapi dengan cerita interaktif yang bisa diperankan langsung oleh anak di game tersebut. “Game ini kami rancang khusus untuk interaktif, jadi bisa juga dimainkan bersama orang tua, pendamping atau guru,’ tambahnya.

Dengan begitu anak-anak, kata dia, bisa belajar mengenal dan mengelola emosi, menerapkan coping strategi, mengembangkan empati dan mencari pemecahan masalah mellaui peran-peran yang mereka mainkan di game tersebut.

“Berkisah” sendiri hadir dalam game Hardboks teatrikal dan aplikasi online. Game ini juga dilengkapi dengan kartu berbasis Augmented Reality (AR) dengan design yang menarik.

Desak Nalla menambahkan, bahwa sasaran dari game ini adalah anak usia 3-7 tahun, termasuk orang tuanya dan guru pendidikan usia dini. “Berkisah” menurutnya juga sudah diujicobakan di beberapa Taman Kanak-kanak (TK) dan komunitas peduli anak di Yogyakarta. Mereka juga sudah mensosialisasikan game tersebut ke Ikatan Kepala Sekolah TK dan PAUD se-Kota Yogyakarta. “kami juga sudah mengantongi ijin Hak kekayan Intelektual (HAKI) ujarnya.

photo
Dua siswi SMAN 5 Yogyakarta Desak Nalla Nanda Karenzha dan Meutia Aulia Tsany Iskandar yang akan mewakili DIY di Final FIKSI 2025 di Jakarta, 26-31 Oktober mendatang, bersama bersama Kabid SMA Dikpora DIY Wasidi (tengah) - (dokpri)

“Berkisah” juga sudah mengantongi expert judgement dari psikolog Eva Rahman Spsi. Mpsi, Psikolog. Dalam lembar validasinya Eva Rahman menyatakan bahwa materi yang dikembangkan di game tersebut sangat membantu anak-anak usia dini dalam mengenali emosinya secara menyenangkan.

Anastasia Arum Sari MPd, Kepala Sekolah TK Pangudi Luhur Yogyakarta mengatakan, sangat senang dengan hadirnya game “berkisah” ini. Menurutnya, game ini sangat membantu anak-anak dalam mengenali peran dan emosi mereka sejak dini secara menyenangkan, “Saya sangat mengapresiasi dengan karya ini, ini sangat membantu untuk capaian pendidikan anak usia dini di fase fondasi dalam pengenalan jati diri,” ujarnya.

Game ini menurutnya menjadi jawaban keresahan orang tua karena banyaknya anak yang kecanduan gadget. “Game ini sangat lengkap, anak-anak bisa bermain peran secara nyata,” katanya.

Hal senada juga diungkapkan Kepala Sekolah TK Fawwas Global Islamic School Yogyakarta, Barokah Desiyanti Spd. Menurutnya, aplikasi game ini sangat seru dan colorful sehingga sangat disukai anak-anak. “Game ini sangat membantu kami sebagai pendidik untuk mengajarkan pengenalan emosi sejak dini pada peserta didik kami,” katanya.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement