REPUBLIKA.CO.ID, SRAGEN -- Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, menyebutkan daerah itu saat ini mulai memasuki panen raya padi pada musim tanam III 2023.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sragen Eka Rini Mumpuni Titi Lestari mengatakan saat ini ada lebih dari 25 ribu hektare lahan yang ditanami padi pada musim tanam ketiga.
Ia mengatakan untuk potensi produksi padi per hektare mencapai tujuh ton. Menurut dia, volume produksi tersebut sedikit lebih banyak dibandingkan di luar musim kemarau.
"Karena ini musim kemarau, produksi di atas tujuh ton per hektare. Kalau bukan musim kemarau rata-rata 6,5 ton per hektare," katanya.
Diungkapkan produksi bisa mencapai tujuh ton per hektare dengan catatan air mencukupi selama musim tanam ketiga. "Kalau air nggak cukup ya nggak sampai segitu produksinya," ujar dia.
Menurutnya, dari total lahan padi, hanya enam hektare yang dinyatakan puso atau gagal panen karena cuaca panas.
"Gagal panen kalau kerusakan padi sampai 75 persen. Kemarin itu gagal panen atau puso karena panas, bukan karena penyakit," jelasnya.
Terkait kualitas beras, dikatakannya, pada musim tanam kali ini kualitasnya jauh lebih bagus dibandingkan dengan musim tanam I dan musim tanam II.
"Kualitasnya bagus, bernas, harganya juga bagus. Sekarang ini untuk gabah kering panen di tingkat petani harganya Rp 7.300-7.500 per kg. Ini harganya paling tinggi sekarang," kata dia.
Dengan demikian, menurutnya, lebih banyak petani yang lebih memilih untuk menjual hasil panen ke pasar dibandingkan ke Bulog.
"Kalau Bulog kan penyangga, harga jatuh baru ke Bulog. Kalau harganya bagus begini biasanya petani langsung jual ke pasar," ungkapnya.