Jumat 13 Oct 2023 08:22 WIB

Peringatan BMKG Hari Ini, Ada Potensi Hujan Lebat dan Badai di Daerah Berikut

Sejumlah wilayah harus mewaspadai hujan lebat dengan kecepatan lebih 50 milimeter.

Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau monitor citra satelit cuaca di gedung BMKG.
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau monitor citra satelit cuaca di gedung BMKG.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan adanya potensi hujan lebat, angin kencang, badai, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), hingga polusi udara, untuk sejumlah daerah di Indonesia pada hari ini, Jumat (13/10/2023).

Berdasarkan laman resmi BMKG, wilayah yang harus mewaspadai hujan lebat dengan kecepatan lebih dari 50 milimeter pada hari adalah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kalimantan Timur, Papua Barat, dan Papua.

Selain hujan lebat, beberapa wilayah turut berpotensi diterjang angin kencang dengan kecepatan lebih dari 45 kilometer per jam seperti Aceh, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Hujan disertai kilat dan petir atau badai pun diperkirakan menerjang wilayah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Jambi, Banten, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, dan Papua Barat.

Meski terdapat potensi hujan lebat hingga badai, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, mengatakan Indonesia masih diterjang oleh musim kemarau yang berkepanjangan pada Oktober ini sampai November mendatang.

Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya fenomena el Nino yang berdampak pada perubahan pola curah hujan, suhu udara yang meningkat, dan kecenderungan peningkatan titik panas di wilayah-wilayah yang rawan karhutla.

Menurut BMKG, el Nino akan berlangsung hingga awal 2024 namun dampaknya akan berkurang saat memasuki periode musim hujan yang berakhir secara bertahap pada akhir Oktober dan mulai transisi hujan pada November 2023.

"Saat musim hujan, pengaruh el Nino tidak sedahsyat saat ini. Diharapkan sesuai prediksi kemarau panjang ini berakhir di Oktober dan mulai transisi di November," ujarnya.

Sementara musim kemarau berkepanjangan akibat fenomena El Nino ini membuat karhutla berpotensi terjadi di beberapa daerah, seperti Jambi, Sumatra Selatan, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

Tak hanya itu, menurut dia, fenomena panas terik hingga memunculkan potensi terjadinya karhutla ini pun membuat beberapa daerah diperkirakan mengalami polusi udara, seperti di Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement