Selasa 17 Oct 2023 04:17 WIB

'Hancurnya Bisnis Rokok Ilegal Demang Bonorowo'

Kesenian ketoprak tidak hanya tontonan tetapi sekaligus tuntunan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Bupati Semarang bersama jajaran Forkopimda dan kepala OPD memainkan peran dalam pagelaran seni ketoprak dengan lakon Sumilaking Pedut Ing Kadipaten Pandan Arum, di Kabupaten Semarang.
Foto: Republika/ Bowo Pribadi
Bupati Semarang bersama jajaran Forkopimda dan kepala OPD memainkan peran dalam pagelaran seni ketoprak dengan lakon Sumilaking Pedut Ing Kadipaten Pandan Arum, di Kabupaten Semarang.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Informasi seputar penyelewengan pajak dan uang pembangunan maupun dana untuk kesejahteraan rakyat, membuat Adipati Pandan Arum gusar. Terlebih tindakan tersebut dilakukan seorang oknum demangnya.

Tidak ingin persoalan ini menjadi berlarut, Adipati Pandan Arum pun meminta Pangeran Sepuh mengumpulkan para senopati dan semua tumenggung agar melakukan audit pengelolaan uang para demang.

Pada saat yang sama, Adipati Pandan Arum juga meminta senopati menyebar telik sandi dan melakukan investigasi, siapa demang yang telah melakukan penyelewengan pajak dan keuangan kademangan tersebut.

Belakangan terungkap, orang yang dimaksud adalah Demang Bonorowo. Demi mempertanggungjawabkan dana yang telah diselewengkan, Demang Bonorowo pun bersekongkol dengan para berandal.

Mereka menjalankan sejumlah bisnis gelap, termasuk di antaranya memproduksi rokok ilegal yang cepat menghasilkan uang, demi bisa mengganti dana yang telah diselewengkan dan dihamburkan untuk kepentingan pribadi.

Akhirnya, Demang Bonorowo bersama para berandal pun diringkus oleh senopati serta prajurit kadipaten dan selanjutnya dibawa ke hadapan Adipati Pandan Arum untuk diadili.

Seluruh aset dan usaha gelap Demang Bonorowo, termasuk tempat pembuatan rokok ilegal yang sebelumnya dilindungi para berandal, ikut ditutup dan disita.

Ini menjadi sinopsis dari alur cerita pagelaran ketoprak dengan lakon Sumilaking Pedut Ing Kadipaten Pandan Arum yang dimainkan dalam rangkaian Kabupaten Semarang Agro Festival 2023, di Lapangan Desa Genting, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Sabtu (14/10/2023) malam.

Pagelaran ketoprak yang mengusung tema Gempur Rokok Ilegal ini dimainkan dengan pemeran para Forkopimda dan kepala OPD Pemkab Semarang beserta para camat dan kepala/perangkat desa.

Seperti Bupati Semarang, H Ngesti Nugraha yang memerankan Adipati Pandan Arum, Wakil Bupati Semarang, M Basari yang memrankan Patih, sekda Kabupaten Semarang yang memerankan Pangeran Sepuh, serta ketua DPRD Kabupaten Semarang yang memerankan tokoh begawan.

Menurut sutradara, Moh Edy Sukarno, pesan yang ingin disampaikan dalam pagelaran ini adalah, kesenian ketoprak tersebut tidak hanya tontonan tetapi sekaligus tuntunan.

Selain memberikan hiburan kepada masyarakat, sekaligus juga menyelipkan sosialisasi dan kampanye program-program Pemkab Semarang.

"Dalam ini, mengajak masyarakat, yang digambarkan sebagai Kadipaten Pandan Arum, untuk berani melawan dan menggempur  peredaran rokok ilegal," jelas kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang ini.

Bupati Semarang, H Ngesti Nugraha menambahkan, karena kesenian ketoprak masih digemari maka bisa menjadi salah satu media yang efektif untuk mengampanyekan dan menyosialisasikan pesan program pemerintah lainnya.

Ini yang dimanfaatkan Forkopimda dan sejumlah kepala OPD yang terlibat dalam pagelaran, masing-masing juga menyampaikan programnya kepada masyarakat yang menyaksikan.

Seperti wakapolres Semarang terkait situasi kamtibmas, Dinas Kesehatan yang mengajak masyarakat turut menyukseskan percepatan stunting di lingkungannya.

"Demikian halnya dengan program gempur rokok ilegal yang jelas-jelas merugikan negara dan juga masyarakat sendiri," ungkap bupati.

Sementara itu, bagi sebagian kepala OPD di lingkungan Pemkab Semarang, keterlibatan langsung dalam pagelaran kesenian ketoprak ini menjadi pengalaman yang baru.

Diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, Wiwin Sulistyowati, ia mengaku baru pertama kali memainkan peran dalam kesenian ketoprak. "Ya sempat canggung juga karena ini pengalaman baru dan latihan juga hanya sekali langsung tampil," jelasnya.

Wiwin sependapat kesenian ini masih menjadi media yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan kepada publik. Karena kesenian ketoprak ini masih populer di kalangan warga Kabupaten Semarang.

"Jadi tidak sekadar melestarikan budaya, khususnya kesenian ketoprak, namun juga menjadi media penyampai untuk mendukung program pemerintah," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement