Selasa 17 Oct 2023 16:40 WIB

Kapolda Jatim Tegaskan Kesiapan Ratusan Ribu Personel Amankan Pemilu 2024

Pemilu 2024 memiliki kompleksitas tersendiri.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto (tengah)
Foto: Dokumen
Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto menegaskan kesiapan ratusan ribu personel gabungan dari Polri, TNI, dan Linmas yang akan diterjunkan dalam Operasi Mantab Brata Semeru 2023-2024. Operasi tersebut bakal dilaksanakan selama 222 hari mulai 19 Oktober 2023 hingga 20 Oktober 2024, dengan fokus utamanya mengamankan pemilihan umum (pemilu).

Toni menjelaskan, ratusan ribu pasukan yang diterjunkan terdiri dari 2.653 personel Polda Jatim, 20.940 personel Polres Jajaran, 10.932 personel TNI, dan 241.332 personel Linmas. "Hari ini kami melakukan apel gelar pasukan sebagai bentuk pengecekan akhir kesiapan personel maupun sarana prasarana," kata Toni seusai mengikuti apel gelar pasukan di Makodam V/ Brawijaya, Surabaya, Selasa (17/10/2023).

Ditegaskan, Pemilu 2024 adalah pesta demokrasi terbesar yang akan menjadi bukti kematangan demokrasi Indonesia dan sekaligus menjadi titik penentuan masa depan bangsa. Melihat pentingnya gelaran tersebut, maka seluruh komponen bangsa harus berpartisipasi penuh guna menyukseskan Pemilu 2024.

Terlebih lagi, lanjut Toni, Pemilu 2024 memiliki kompleksitas tersendiri. Karena dilaksanakan secara serentak dengan rentang waktu yang berdekatan, wilayah yang luas, geografis yang beragam, serta melibatkan jumlah pemilih yang besar.

"Jadi ini bentuk ekspresi kita dalam menjamin terselenggaranya kegiatan pemilu tahun 2024 ini berlangsung dengan aman," ujarnya. Pada tahun lalu, lanjut Toni, ada sekitar 268 konflik di wilayah Jatim.

Namun saat ini, tersisa empat potensi konflik. Pemetaan dipastikan akan terus berlangsung setiap waktu, karena eskalasi yang tidak bisa diprediksi. Toni pun optimistis, dengan langkah-langkah yang dilakukan oleh intelijen berkolaborasi dengan jajaran TNI, isu yang dihadapi bisa dipetakan secara dini.

"Untuk kerawanan tadi sudah digambarkan sebetulnya, tahapan pasti berbeda-beda sampai dengan nanti di puncak pencoblosan suara. Kemudian penghitungan suara yang akan terlihat tahapan-tahapan itu. Jadi kita tidak bisa tentukan lagi karena semua bergantung eskalasi yang kita hadapi di lapangan langsung," kata Toni.

Terkait lokasi rawan di Jatim, ungkap dia, pihaknya masih berkonsentrasi di wilayah Madura. "Konsentrasi tentu ada perbedaan dengan eskalasi yang mungkin dihadapi di lapangan. Pengalaman kami juga saat 2019 ada pilpres yang lalu, konsentrasi kita lebih banyak titik-titik spot perkuatan di sana," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement