Ahad 29 Oct 2023 10:57 WIB

Belasan Negara Membatik Bersama di Puncak 'Jogja Batik Biennale 2023'

Kegiatan ini untuk mempertahankan Yogya yang telah ditetapkan sebagai Kota Batik.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Peserta menggunakan kostum batik bersiap tampil saat Jogja Batik Carnival di Tebing Breksi, Yogyakarta. Acara JBC ini merupakan bagian dari helatan Jogja International Batik Biennale (ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Peserta menggunakan kostum batik bersiap tampil saat Jogja Batik Carnival di Tebing Breksi, Yogyakarta. Acara JBC ini merupakan bagian dari helatan Jogja International Batik Biennale (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Puncak acara Jogja International Batik Biennale (JIBB) 2023 'Jogja Membatik Dunia' digelar pada 26 Oktober 2023 kemarin di Pendopo Royal Ambarrukmo. Dalam acara tersebut, belasan negara ikut membatik bersama.

JIBB merupakan acara yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali. Di 2023 ini, JIBB mengangkat tema Borderless Batik-Sustainable and Marketability.

Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X mengatakan, ada 15 negara tetangga dan negara lainnya yang memiliki hubungan erat dengan Indonesia diundang dalam acara ini. Mulai dari Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Timor Leste, Republik Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan India.

"JIBB melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk pelaku usaha pecinta batik dan masyarakat umum. Selain itu, juga merupakan salah satu perwujudan komitmen DIY untuk menjadi pelopor dalam pengembangan dan sekaligus sebagai benteng pertahanan dalam menjaga nilai-nilai tradisi seni budaya luhur yang termanifestasi dalam batik," kata wagub.

Sementara itu, Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo mengatakan, JIBB merupakan kegiatan untuk mempertahankan Yogyakarta yang telah ditetapkan sebagai Kota Batik. Menurutnya, acara kali ini sangat meriah karena diikuti oleh 15 negara, meskipun secara daring.

“Saya kira acara ini sangat bagus sekali untuk mempromosikan batik. Batik itu merupakan satu bahan yang bisa diaplikasikan di setiap aktifitas, seperti acara resmi sampai santai, baik anak-anak maupun remaja dan inilah yang kemudian kita inginkan memperkenalkan dan mempromosikan batik Yogya,” kata Singgih.

Dengan adanya acara ini, ia berharap memberikan dampak bagi pelaku ekonomi kreatif di Kota Yogyakarta, khususnya UMKM di bidang fashion dan pengrajin batik.

“Semoga ini terus akan dilakukan dan tentunya dampak yang dihasilkan adalah UMKM dan perajin batiknya akan terus berkarya, dan tentunya perekonomian akan juga mengikuti dampak positif,” ujarnya.

Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kota Yogyakarta, Tri Karyadi Riyanto Raharjo juga menyebut acara ini merupakan salah satu bentuk dukungan Pemerintah Kota Yogyakarta kepada DIY sebagai Kota Batik.

“Kegiatan ini merupakan upaya mempromosikan dan mengenalkan batik kepada dunia. Disini kami mengajak seluruh perangkat daerah di Kota Yogyakarta untuk mempelajari proses membatik, agar nantinya bisa lebih menghargai sebuah karya batik,” kata Tri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement