Jumat 01 Dec 2023 12:55 WIB

Imam Besar Istiqlal: Para Penggiat Syariah Berterima Kasih kepada Republika

Sudah sepantasnya Republika memberikan penghargaan pada lembaga syariah berprestasi.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Fernan Rahadi
Pemimpin Redaksi Republika Elba Damhuri memberikan sambutan pada malam Anugerah Syariah Republika 2023 di Jakarta, Kamis (30/11/2023).
Foto: Republika/Prayogi
Pemimpin Redaksi Republika Elba Damhuri memberikan sambutan pada malam Anugerah Syariah Republika 2023 di Jakarta, Kamis (30/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nasaruddin Umar mengapresiasi Republika yang telah memberikan penghargaan kepada lembaga-lembaga syariah yang berprestasi melalui penyelenggaraan Anugerah Syariah Republika (ASR) 2023.

Prof Nasaruddin mengatakan, sudah sepantasnya Republika memberikan penghargaan kepada lembaga-lembaga syariah yang berprestasi, termasuk perbankan syariah. Karena yang paling mengikuti perkembangan syariah selama ini adalah Republika.

Baca Juga

"Saya apresiasi kegiatan malam ini karena Anda telah melakukan sesuatu yang harus dilakukan. Atas nama rakyat, para penggiat syariah berterima kasih kepada Republika yang selalu menjadi partner terhadap fenomena syariah di Indonesia," ujarnya seusai menghadiri ASR 2023 yang digelar di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Kamis (30/11/2023).

Masyarakat, Prof Nasaruddin melanjutkan, juga perlu diyakinkan agar tidak takut dengan kata 'syariah'. Sebab, ini tidak akan menggeser minoritas dan tidak ada kaitannya dengan mayoritas.

"Ini adalah murni bisnis. Saya ingat dengan pernyataan Paus Benediktus (tokoh Katolik Roma), bahwa krisis moneter di dunia Barat sekarang ini karena kita terlalu banyak mengeksploitasi sesama umat manusia dan sudah saatnya sekarang ini kita adopsi prinsip-prinsip ekonomi syariah yang di situ ada mudharabah dan musyarakah," ujarnya.

Apa yang disebutkan oleh Paus Benediktus itu kemudian ditanggapi dua ekonom Italia melalui artikelnya yang menurut Prof Nasaruddin sangat bagus. Dengan demikian, apa yang bisa menyelamatkan krisis moneter di masa mendatang adalah prinsip-prinsip keadilan yang terkandung di dalam ekonomi syariah.

"Itu yang bisa menyelamatkan secara global perekonomian dunia. Terlepas dari apa pun itu, tentu kita perlu uji. Tetapi, ini adalah pengakuan dari seorang tokoh Katolik nomor satu, yang menganggap bahwa perbankan syariah adalah prinsip-prinsip universal kemanusiaan," ujarnya.

Karena itu pula, Prof Nasaruddin menambahkan, jika kemudian ada fenomena syariah misalnya perbankan syariah, asuransi syariah atau merek-merek syariah lainnya, janganlah khawatir. Sebab, ini tidak berarti menjadi negara Islam.

Bahkan, perekonomian negara-negara Eropa bangkit karena sistem lembaga syariah. "Fenomena di Inggris dan di negara-negara Eropa itu bangkit bukan karena Islamnya, tetapi karena sistem yang ditawarkan oleh lembaga syariah yang sangat manusiawi dan sangat universal, sangat global, diterima oleh akal sehat manusia," katanya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement