Jumat 08 Dec 2023 09:29 WIB

Pemkot Surabaya Antisipasi Munculnya Pneumonia Misterius

Hingga saat ini belum ditemukan adanya kasus pneumonia misterius di Surabaya.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
 Bakteri mycoplasma penyebab pneumonia (ilustrasi)
Foto: Shutterstock
Bakteri mycoplasma penyebab pneumonia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya melakukan sejumlah langkah untuk mengantisipasi munculnya pneumonia misterius di Kota Pahlawan. Meskipun, hingga saat ini belum ditemukan adanya kasus pneumonia misterius di Surabaya.

"Untuk kasus di Kota Surabaya, sampai dengan saat ini belum ada laporan terkait temuan kasus yang diduga karena pneumonia misterius," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina, Kamis (7/12/2023).

 

Nanik mengatakan, meskipun belum ditemukan kasus pneumonia misterius di Kota Surabaya, pihaknya telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) yang ditujukan kepada seluruh fasilitas pelayanan kesehatan. Tujuannya agar mereka meningkatkan kewaspadaan dini serta standar dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di seluruh fasilitas kesehatan.

 

Nanik mengaku, pihaknya juga terus menyebarluaskan informasi terkait kewaspadaan terhadap penyakit pneumonia misterius dan pentingnya imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV). Nanik juga mengimbau fasilitas pelayanan kesehatan melaporkan ketika ada temuan kasus diduga pneumonia berbahaya.

 

"Mengimbau kepada Fasyankes untuk melaporkan setiap penemuan kasus yang dicurigai Pneumonia misterius ke Dinas Kesehatan Kota Surabaya dalam waktu kurang dari 24 jam," ujarnya.

 

Nanik juga mengimbau kepada masyarakat, apabila seseorang yang mempunyai riwayat perjalanan ke negara atau wilayah terjangkit, dan mempunyai gejala pneumonia agar segera melapor dan berobat ke fasilitas kesehatan terdekat. Gejala yang dimaksud seperti batuk kering atau berdahak, demam lebih dari 38 derajat Celsius, sesak nafas, nyeri dada ketika bernafas, kelelahan, nafsu makan menurun, mual, muntah, dan diare.

 

"Kami juga melakukan pemantauan perkembangan kasus dan negara terjangkit di tingkat global melalui website resmi Kemenkes," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement